REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Polda Kepulauan Riau menyatakan hasil sementara razia gabungan serentak di berbagai pasar menunjukkan belum ada beras sintetis atau berbahan baku plastik beredar di Kepri.
"Hasil razia di sejumlah pasar kabupaten dan kota se-Kepri oleh tim gabungan tidak menemukan beras sintetis. Artinya Kepri masih aman dari peredaran beras tersebut," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kepri Kombes Pol Syahar Diantono di Batam, Selasa (26/5).
Ia mengatakan tim gabungan dari jajaran Polda Kepri, Disperindag, BPOM, Dinas Pertanian, di seluruh wilayah Kepri yang dipimpin langsung oleh masing-masing kapolres belum mendapati beras plastik.
Petugas, kata dia, mengambil sempel seluruh beras yang dijual pada pasar tradisional seluruh Kepri untuk dilakukan pengujian. "Untuk berita mengenai dugaan beras tersebut ditemukan di Tanjungpinang, sudah diklarifikasi. Itu bukan beras sintetis seperti dimaksudkan," kata Syahar.
Ia mengatakan, serius mengusut peredaran beras sintetis di Kepri agar masyarakat tidak merasa cemas dengan seletningan merebaknya beras yang berbahaya jika dikonsumsi tersebut. "Kegiatan hari ini menunjukkan bahwa polisi bersama instansi lain peduli terhadap masyarakat," kata dia.
Kepala Bulog Divre Batam Pengadilan Lubis mengatakan antara beras asli dengan sintetis bisa dibedakan saat dipegang.
Beras asli, kata dia, akan meninggalkan semacam bubuk halus putih pada tangan. Selain itu, beras asli juga cenderung kasar. Sementara beras sintetis licin dan tidak meninggalkan bekas ditangan saat dipegang.
Ia mengatakan, masyarakat memang harus lebih jeli saat membeli beras meskipun beras sintetis belum ditemukan di Batam.
Setelah dugaan beras yang terbuat dari ubi jalar, kentang dicampur resin sintetis beredar di Bekasi Jawa Barat beberapa hari lalu berbagai pihak mulai membentuk tim sebagai langkah antisipasi agar beras tersebut tidak menyebar.