REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz memiliki strategi agar partainya bisa ikut pilkada serentak tahun ini meskipun tanpa jalan islah, yakni menitipkan kader yang akan maju di pilkada kepada partai lain.
"Alternatifnya kita titip kader PPP kepada partai lain yang mempunyai hubungan persahabatan (sambil menunggu putusan banding)," katanya, Rabu (27/6).
Djan Faridz menyiratkan enggan mengikuti jejak islah terbatas yang kini sedang ditempuh Partai Golkar demi ikut pilkada.
"Kita tidak dalam posisi untuk islah," ujar Djan Faridz.
Djan juga membantah konflik dualisme kepengurusan di partainya tenggelam begitu saja di tengah-tengah wacana islah terbatas partai beringin.
Mantan Menteri Perumahan Rakyat itu mengatakan tidak perlu menggembar-gemborkan masalah yang kini dihadapi oleh PPP.
Djan menekankan masih menunggu hasil putusan banding di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) yang kini tengah diproses.
Dia meyakini putusan PTTUN akan dikeluarkan sebelum batas waktu pendaftaran pilkada akhir bulan Juli 2015.
"Insya Allah, doakan saja," ujar dia.
Belakangan ini konflik dualisme kepengurusan yang terjadi di internal Golkar dan PPP belum juga usai, dan disebut-sebut berpeluang menyebabkan dua partai yang lahir dalam era Orde Baru itu tidak bisa ikut pilkada serentak.
Partai Golkar sejauh ini tengah mengupayakan terciptanya kesepakatan islah terbatas, atau kerja sama dua kepengurusan Golkar dalam mengikuti pilkada serentak, dengan dimediasi Wakil Presiden RI yang juga politisi senior partai beringin Jusuf Kalla.