REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa dan Jepang sedang menegosiasikan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) yang bisa meningkatkan ukuran ekonomi Uni Eropa sebesar 0,6 persen menjadi 0,8 persen dari PDB Uni Eropa. Kepala Ekonom IHS Asia Pasifik Rajiv Biswas mengatakan, perjanjian bilateral Uni Eropa-Jepang Summit di Tokyo akan menilai kemajuan dalam negosiasi antara Uni Eropa dan Jepang dengan maksud menyimpulkan kesepakatan awal. Dari perspektif Uni Eropa, Jepang adalah pasar yang paling penting kedua bagi ekspor Uni Eropa ke Asia setelah China.
Tujuan penting dari FTA adalah mengurangi hambatan non-tarif untuk ekspor Uni Eropa ke Jepang. Tujuan penting Uni Eropa adalah untuk mendapatkan akses yang lebih besar bagi perusahaan Uni Eropa untuk pengadaan sektor publik Jepang, yang merupakan peluang pasar yang besar bagi perusahaan-perusahaan Uni Eropa di berbagai sektor. Jepang mencari pengurangan hambatan tarif Uni Eropa untuk ekspor manufaktur Jepang, termasuk otomotif dan elektronik.
Menurutnya, negosiasi FTA bilateral berada di garis depan dari diskusi di Uni Eropa-Jepang Summit. Dan jika kesepakatan FTA awal dapat disimpulkan antara Uni Eropa dan Jepang akhir tahun ini. "Ini akan menjadi langkah penting dalam agenda reformasi ekonomi Jepang, dan akan membantu untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan potensial Jepang selama jangka menengah dan panjang," ujar Rajiv Biswas dalam siaran pers, Jumat (29/5).
Meskipun Jepang merupakan pasar yang tumbuh cepat untuk ekspor Uni Eropa dari jasa keuangan, lanjutnya, latar belakang yang lebih luas adalah tingkat yang relatif stagnan dari perdagangan barang, dan aspirasi FTA adalah untuk meningkatkan perdagangan bilateral secara signifikan melalui FTA baru.
Jepang adalah mitra dagang terbesar kedua Uni Eropa di Asia setelah China. Perdagangan bilateral barang antara Uni Eropa dan Jepang pada tahun 2014 tercatat sebesar 107,9 miliar Euro. Total perdagangan bilateral barang dan jasa telah mencapai 149 miliar euro pada 2014.
Jerman adalah satu-satunya negara di Uni Eropa sebagai pengekspor terbesar ke Jepang, sebesar 32 persen dari total ekspor Uni Eropa ke Jepang pada tahun 2014. Perdagangan bilateral Uni Eropa dan Jepang di bidang jasa mencapai 41 miliar euro pada tahun 2014.
Surplus perdagangan Uni Eropa mencapai 10 miliar euro, yang menjadi surplus terbesar Uni Eropa di perdagangan jasa dengan Jepang di bidang jasa keuangan. Ekspor jasa keuangan Uni Eropa ke Jepang telah bangkit dari 2,8 miliar euro pada 2012 menjadi 5,9 miliar euro pada tahun 2014.
Jepang juga menegosiasikan kesepakatan liberalisasi perdagangan regional utama melalui Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) negosiasi di antara 12 negara Asia-Pasifik termasuk Amerika Serikat, yang merupakan prioritas politik utama bagi kedua Perdana Menteri Jepang Abe dan Presiden AS Obama. Dengan sinyal bahwa AS dan Jepang yang dekat dengan kesepakatan dalam proses negosiasi TPP, Jepang mungkin di ambang dua FTA utama yang secara signifikan akan meningkatkan akses pasar dari perusahaan multinasional Jepang ke Uni Eropa dan AS.
Hal itu dinilai akan memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan PDB Jepang dalam jangka menengah. "Dengan potensi tingkat pertumbuhan ekonomi Jepang yang dibatasi oleh dampak penuaan demografi karena menurunnya populasi Jepang serta konsekuensi dari tingkat utang pemerintah yang sangat tinggi, inisiatif liberalisasi perdagangan Jepang menawarkan salah satu harapan terbaik bagi Jepang untuk struktural mengangkat menengah ke panjang tingkat pertumbuhan PDB," imbuhnya.