Sabtu 30 May 2015 16:59 WIB

Hinca: Loyalis SBY yang Netral?

Rep: c36/ Red: Taufik Rachman
Pengacara Jero Wacik, Hinca Panjaitan.
Foto: Antara
Pengacara Jero Wacik, Hinca Panjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pengamat Politik dari Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengatakan kemampuan komunikasi politik yang baik menjadi salah satu faktor terpilihnya Hinca Pandjaitan sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat yang baru. Selama ini, Hinca dinilai cukup netral dalam menyampaikan aspirasi politiknya.

“Hinca memiliki kemampuan komunikasi politik yang relatif baik. Ada kesan Demokrat ingin membangun komunikasi yang lebih baik dengan publik lewat terpilihnya Hinca, “ kata Siti ketika dihubungi ROL, Sabtu (30/5).

Menurut Siti, selama ini Hinca banyak terlibat dalam agenda penting Demokrat. Meski sosoknya dikenal sebagai loyalis SBY, Hinca tampak lebih banyak bersikap netral.

Tidak menutup kemungkinan, lanjutnya, ke depan Hinca mampu menjalin komunikasi politik yang lebih cair, baik kepada partai lain maupun media.

“Posisi Sekjen partai itu penting sekali artinya. Maka perlu dipilih sosok netral dengan kemampuan komunikasi yang mampu merangkul berbagai pihak,” imbuh Siti.

Selain itu, Siti juga menilai Partai Demokrat sangat ingin mengembalikan kepercayaan publik. Sekjen yang netral diharapkan mampu memberikan penryataan-pernyataan yang sifatnya membangun.

Seperti diketahui, Partai Demokrat telah mengumumkan susunan kepengurusan yang akan menjalankan roda organisasi di tingkat pusat, Dabtu siang. Pengurus akan menjabat selama periode 2015-2020.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement