REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Bank Indonesia mengungkapkan, menjelang memasuki bulan puasa Ramadhan 1436 Hijriah, temuan uang palsu di Provinsi Bengkulu meningkat tinggi.
"Tercatat cukup tinggi yang kita temukan bulan Mei ini, kita temukan sebanyak 15 lembar yang menyerupai uang, atau uang palsu," kata Kepala Deputi Keuangan BI Provinsi Bengkulu Christin Sidabutar di Bengkulu, Ahad (31/5).
Berbeda dengan April, temuan uang palsu hanya tiga lembar, dua lembar pecahan serupa Rp100.000 dan satu lembar serupa Rp50.000. "Untuk Mei, pecahan uang palsu terbanyak yakni, Rp20.000 sebanyak 12 lembar, dua lembar serupa Rp.100.000 dan satu lembar Rp50.000," kata dia.
BI Bengkulu mengajak masyarakat lebih waspada terhadap peredaran uang palsu, mengingat bulan puasa terhitung sekitar 20 hari lagi, tingkat konsumsi masyarakat semakin tinggi, sehingga perputaran uang akan meningkat.
"Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang perbedaan uang palsu, kami berkeliling ke seluruh kabupaten dan kota di Bengkulu, memberikan sosialisasi," katanya.
Jika ada temuan, masyarakat juga diimbau proaktif melaporkan baik melalui BI setempat atau langsung ke pihak yang berwenang yakni kepolisian. "Tidak perlu takut, temuan lembar uang tidak akan membuat masyarakat dituduh sebagai pengedar, logikanya tidak mungkin pengedar akan melaporkan temuan," Ucapnya.
Jika dihitung dari Januari hingga Mei 2015, temuan uang palsu, kata Christin mencapai 85 lembar, uniknya di Bengkulu temuan uang palsu terbanyak yakni uang dengan pecahan kecil. "Yang banyak ditemukan yakni pecahan serupa Rp5.000 sebanyak 37 lembar dan Rp20.000 sebanyak 15 lembar, temuan Rp100.000 berjumlah 20 lembar," ujarnya.