Selasa 02 Jun 2015 18:22 WIB

10 WNI Ditahan di Turki tak Ada Kaitannya dengan ISIS

Rep: C07/ Red: Ilham
Negara-negara barat semakin khawatir anak-anak muda akan mudah terpancing untuk bergabung ISIS.
Foto: AFP
Negara-negara barat semakin khawatir anak-anak muda akan mudah terpancing untuk bergabung ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KJRI Istanbul, Maya Damayanti mengatakan, penahanan 10 WNI yang dipaksa turun dari pesawat Turkis Airlnes di bandara Ataturk, Istanbul, Senin (1/6), hanyalah kesalahpahaman. Saat itu, pihak keamanan bandara menerima informasi terkait Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Sebenarnya tidak ada kaitannya dengan ISIS, hanya kesalahpahaman, jadi kami dihubungi kepala polisi counter terorisme Istanbul, mereka menyampaikan ada WNI yang ditahan di bandara," kata Maya saat dihubungi Republika, Selasa (2/6).

Berdasarkan laporan polisi, penahanan berdasarkan laporan salah satu penumpang yang mendengar percakapan terkait ISIS dalam perbincangann para WNI. Namun, sambung Maya, bukan hanya ISIS saja, alasan lainnya adalah karena tujuan rombongan ke provinsi Hatay. ‎Provinsi itu berbatasan langsung dengan Suriah dan kerap digunakan jalur masuk ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Maya menjelaskan, tujuan para WNI tersebut adalah untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi Suriah. WNI tersebut tergabung dalam Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS)‎  terdiri dari empat orang panitia FIPS, tiga tokoh organisasi Indonesia, dan tiga orang jurnalis.

Rombongan WNI lalu diinterogasi di kantor kepolisian bandara. Seluruh telepon selular, kamera, laptop, dan tape recorder disita kepolisian, termasuk paspor dan barang bawaan. Mereka sempat ditahan dan menjalani interogasi selama empat jam di kantor kepolisian bandara.

Adapun keberangkatan mereka ke Hatay adalah untuk memberikan bantuan bagi pengungsi Suriah melalui dokter Suriah yang berada di Hatay. Rencananya setiba di Hatay, mereka akan bertemu perwakilan organisasi kemanusiaan terbesar di Turki IHH untuk membicarakan kondisi pengungsian dan krisis di Suriah secara umum.‎

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement