Rabu 03 Jun 2015 13:46 WIB

Blatter Mundur, Pangeran Ali Mencalonkan Diri Kembali

Rep: C35/ Red: Winda Destiana Putri
Pangeran Ali al Hussein
Foto: Goal
Pangeran Ali al Hussein

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Rival Sepp Blatter dalam pemilihan presiden FIFA periode ini asal Yordania, Pangeran Ali al Hussein mantap mencalonkan kembali setelah terdengar kabar mundurnya Blatter dari kursi jabatannya saat ini.

Itupun jika ia didukung untuk melakukan reformasi organisasi secara radikal. Pria asal Yordania itu satu-satunya orang yang menantang Sepp Blatter di pemilihan presiden Jumat (29/5) lalu dan menarik pencalonannya setelah dipukul kalah telak 73-133 selama putaran pertama dalam pemungutan suara.

Dengan kabar mundurnya Blatter dari jabatan kelimanya sebagai presiden FIFA, setelah terungkapnya mega skandal korupsi di FIFA akhir-akhir ini, membuat ia yakin akan maju kembali pada pemilihan ulang dalam kongres luar biasa FIFA. Ia akan mempersiapkannya dan segera mendaftarkan namanya di bursa pencalonan.

"Kabar pengunduran diri Blatter sangat mengejutkan dan merupakan berita besar. Setelah itu saya segera mengambik keputusan", katanya kepada CNN dan De Telegraaf seperti dilansir Goal pada Rabu (3/6).

Dia mengaku bahwa dirinya seorang hamba sepak bola. Sepk bola adalah hobinya, dan karena itulah ia berambisi untuk mampu mengubah federasi sepak bola dunia itu menjadi lebih baik lagi dari yang sekarang.

Dia mengaku bahwa dia akan berbicara dengan asosiasi-asosiasi sepak bola nasional yang ada guna mencari aspirasi dari mereka agar tidak terjadi salah langkah lagi dalam dunia sepak bola ini. Dan jika banyak asosiasi sepak bola nasional banyak yang mendukung maka ia akan melakukannya.

FIFA diguncang dengan penangkapan beberapa pejabatnya pekan lalu sebagai bagian dari investigasi FBI atas tuduhan korupsi. Sementara itu ada kontroversi lebih lanjut pada hari Selasa (2/6) ketika muncul bahwa Sekjen Jerome Valcke mengetahui penyuapan yang diduga dikirimkan ke rekening milik mantan wakil Presiden Jack Warner untuk mendukung upaya Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010.

Blatter, yang belum terlibat dalam skandal itu, kemudian memutuskan untuk mengakhiri masa 17 tahun itu, mengklaim bahwa ia merasa tidak lagi mendapat dukungan penuh dari dunia sepakbola.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement