REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Tedjo Edhy Purdijatno angkat bicara soal adanya pertengkaran yang melibatkan anggota Kopassus dan personil TNI AU di Solo, beberapa waktu lalu.
Menurut mantan Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL) itu, perlu ada kontrol dari para pimpinan agar kejadian ini tidak terjadi lagi. Ia menilai, potensi adanya perkelahian yang melibatkan prajurit ini bisa terjadi kapan saja.
''Jadi harus ada kontrol pimpinan dan membina para bawahannya agar tidak berperilaku seperti itu,'' kata Tedjo usai menghadiri Simposium Cyber Security di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (3/6).
Ia menekankan pentingnya pembinaan satuan yang dilakukan komandan-komandan satuannya. Tidak hanya itu, Tedjo menegaskan, perkelahian yang terjadi antara anggota Kopassus dan TNI AU itu bukan bermotifkan dan melibatkan permusuhan antara kesatuan. Insiden itu murni perkelahian yang terjadi antara individu-individu.
Terkait penyelesaian insiden perkelahian yang mengakibatkan satu orang tewas dari TNI AU, Tedjo menyebutkan, saat ini Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Sukoharjo sudah mengamankan dan memeriksa lima prajurit dari grup 2 Kopassus/Kandang Menjangan, Sukoharjo. Selain itu, bakal ada tim investigasi dari Denpom yang akan menyelidiki kasus ini.
Tedjo menambahkan, tentu bakal ada sanksi yang diberikan kepada prajurit-prajurit tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan Denpom.
''Nanti ada sanksi-sanksi tertentu yang bakal disiapkan, baik dari atasannya langsung atau atasannya atasan mereka. Tapi jangan jadi permisif. Kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan lagi,'' katanya.
Sebelumnya, perkelahian antara lima anggota group 2 Kopassus dan empat personil TNI AU sempat terjadi di tempat Karaoke Bima, Solo, Jawa Tengah. Akibat perkelahian ini, satu prajurit asal TNI AU meninggal dunia, yaitu Serma Zulkifli, anggota Bintara Sarban Dinas Logistik Mabes AU.
Saat ini setidaknya lima anggota Kopassus sudah diamankan oleh Denpom IV/4 Sukoharjo. Bahkan, Komandan Jenderal Kopassus, Doni Monardo, sempat meminta maaf kepada keluarga besar TNI AU atas kejadian ini.