REPUBLIKA.CO.ID, Kompetisi terelite benua biru telah memasuki laga puncak. Dua tim paling konsisten di musim 2014/2015, yakni Juventus dan Barcelona siap bertemu di final Liga Champions yang berlangsung di Olimpiastadion Berlin, Jerman.
Menilik dari perjalanan dua kesebelasan tersebut di berbagai ajang musim ini, terlihat, laga ini adalah final yang ideal alias pantas. Bagaimana tidak, baik Juve maupun Barca sama-sama telah mengunci dua trofi domestik. Sehingga pertandingan di Berlin layaknya penegasan hegemoni yang ditandai dengan raihan treble winners untuk kubu manapun yang keluar sebagai pemenang.
Si Nyonya Tua, julukan Juventus, tampil mengejutkan. Setelah gagal melewati fase grup musim lalu, armada hitam-putih datang dengan status non unggulan di Liga Champions musim ini. Perlahan tapi pasti, geliat Andrea Pirlo dan rekan-rekan tak tertahankan.
"Perjalanan musim ini akan tercatat dalam sejarah," kata pelatih Juventus, Massimiliano Allegri dikutip dari Football Italia, tengah pekan lalu.
Lolos sebagai runner up Grup A mendampingi Atletico Madrid, Bianconeri lantas menghajar Borussia Dortmund di babak perdelapan final dengan keunggulan agregat 5-1. Di perempat final Juve sedikit kesulitan menghadapi permainan taktikal AS Monaco. Alhasil sang juara Italia itu susah payah membungkam wakil Prancis tersebut dengan agregat tipis 1-0.
Pada semifinal, anak-anak asuh Allegri mendapat tantangan maha dahsyat. Si Nyonya Tua diharuskan bertemu juara bertahan sekaligus peraih La Decima di ajang Liga Champions, Real Madrid. Laga ketatpun tersaji dalam dua pertemuan, meski pada akhirnya Alvaro Morata menjadi kartu as Juve saat membungkam mantan klubnya. Secara keseluruhan Bianconeri unggul agregat 3-2 dan lolos ke partai puncak.
"Akan terasa sempurna jika mengakhiri musim yang luar biasa dengan memenangkan laga final," ujar Allegri.
Sementara kubu Blaugrana pun tak kalah mentereng. Sukses menyisihkan El Real di arena domestik, Langkah Barcelona di Eropa bak pesawat tempur. Melaju kencang serta selalu bisa menyisihkan setiap lawan.
Keluar sebagai juara Grup F, Barcelona lantas ditantang Manchester City di 16 besar. Malang bagi City, tiga tahun beruntun langkah mereka harus kandas di tangan raksasa Spanyol ini. Pada babak perempat final, Lionel Messi dan kawan-kawan kembali bertemu salah satu kontestan Grup F, yakni Paris-Saint Germain (PSG). Tanpa ampun wakil Perancis itu tumbang dengan kekalahan agregat 1-5.
Pada babak empat besar, El Barca mendapat lawan yang identik yakni Bayern Muenchen. Di tangan Josep Guardiola, FC Hollywood menjadi tim yang mengusung sepak bola menyerang mengandalkan penguasaan bola, mirip dengan budaya yang menjadi ciri khas Azulgrana. Apa yang terjadi, menghadapi raksasa Jerman itu, anak-anak Katalan sukses meraih hasil positif setelah unggul agregat 5-3.
Hingga akhirnya sampailah tim ini ke partai puncak. "Kami siap melanjutkan apa yang kami lakukan. Seluruh pemain dan jajaran teknis memiliki angan untuk memenangkan treble," kata entrenador Barca, Luis Enrique dikutip dari laman resmi klub.
Kalau sudah begitu, perang taktik bakal tersaji di laga puncak nanti. Ketajaman Trio Messi, Luis Suarez, dan Neymar (MSN) bakal berhadapan dengan tembok kokoh dalam diri Leonardo Bonucci dan Andrea Barzagli. Bisa dipastikan Allegri dan Enrique akan unjuk kebolehan dalam kapasitas mereka memoles tim.
Laga ini juga terasa unik ketika Suarez bertemu dengan Patrice Evra. Sebagai salah satu "penyerang nakal" bukan rahasia lagi kalau bomber tim nasional Uruguay itu pernah berseteru dengan eks pemain Manchester United. Sehingga, jika diturunkan oleh masing-masing pelatih, para penonton akan disuguhkan reaksi emosional keduanya saat bersalaman nanti. Sayang, satu lagi pemain yang pernah berseteru dengan Suarez, Giorgio Chiellini, absen karena cedera.
Terlepas dari bumbu-bumbu lain yang disuguhkan, partai ini sudah pasti untuk mencari siapa penguasa benua biru sesungguhnya. Motivasi tinggi diusung Juve yang berniat mendapat treble winners pertama dalam sejarah. Sementara Barca terus bermimpi untuk menjadi klub terbesar Eropa dan dunia seperti yang mereka tunjukkan dalam satu dekade terakhir.