REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring banyaknya pertikaian dengan berbagai pihak menjadi pelajaran KPK untuk tidak terlalu percaya diri. Kepercayaan diri ini membuat KPK seakan asyik sendiri dalam menjalani kerja memberantas korupsi.
Pengamat hukum tata negara dari Universitas Parahyangan Bandung Asep Warlan Yusuf menyebut kepercayaan diri KPK tidak diiringi dengan komunikasi yang bagus dengan pihak lain. Padahal seharusnya sebagai lembaga penegak hukum, KPK harus bekerja sama dengan instansi lainnya.
"Mereka kurang bagus dalam komunikasi. Terlalu percaya diri jadi asyik main sendiri. Seperti kita lihat masalah dengan Polri," kata Asep saat dihubungi ROL, Sabtu (6/6).
Menurutnya kerja sama tersebut harus dilakukan sehingga jika ada gesekan kecil tak lantas membuat hubungan memburuk. Kepercayaan diri disertai komunikasi yang baik tentu akan membuat KPK tak akan diutak-atik.
Kepercayaan diri KPK juga disebutnya tak hanya lewat keasyikannya, namun juga dalam penetapan kasus. Lembaga yang saat ini dipimpin Taufiqurrahman Ruki ini terlalu percaya diri dalam penetapan status tersangka. Kepercayaan diri ini tidak diiringi dengan kecermatan dan kekuatan bukti yang mendukung keputusannya.
Akhirnya, sebut dia, lagi-lagi penetapan KPK terbantahkan lewat maraknya pengajuan praperadilan. Kepercayaan diri ini dihimbaunya tidak menjadi titik kelemahan KPK di mata musuh-musuhnya. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang nantinya bisa memahami kekurangan-kekurangan KPK untuk bisa segera dievaluasi.