REPUBLIKA.CO.ID,KOPENHAGEN -- Kompleks pemakaman Muslim Denmark di Brondby mengalami aksi vandalisme, Jumat (5/6) lalu.
“Sekitar 50 makam dirusak, dikencingi, dan mengalami vandalisme,” ujar juru bicara kepolisian Copenhagen Vestegn Kim Madsen dilansir Ekstra Bladet, Ahad (7/6).
Dari penyelidikan awal, ia memperkirakan aksi tersebut dilakukan oleh sekelompok preman. Menurutnya, belum terindikasi adanya serangan terhadap komunitas Muslim setempat.
Namun, konfirmasi pihak kepolisian tadi dikritisi oleh para politisi Denmark. “Pemakaman Muslim diserang dan polisi tidak melihatnya bermotivasi politis. Kenapa?” tulis politisi Partai Sosialis Rakyat Özlem Cekic di akun Twitter-nya.
Politisi Partai Radikal Zenia Stampe juga mempertanyakan hal yang sama di laman Facebook. Bahkan ia mengarahkan jika aksi vandalisme, awalnya muncul saat bermunculan para perempuan berjilbab, pembangunan masjid, serta seiring pertumbuhan para pembenci masyarakat Muslim di jejaring online.
“Polisi bilang itu perbuatan preman. Saya sangat marah mendengar kata-kata itu,” tulis Stampe.
Inspektur polisi Bjarne Nisted pun berjanji akan menginvestigasi kemungkinan motif politis yang dipermasalahkan oleh para politisi tadi.
“Kasus ini akan mendapat prioritas utama dengan menempatkan petugas patroli di sekitar makam selama penyelidikan,” janji Nisted pada Politiken.