Ahad 07 Jun 2015 20:45 WIB

Kementan Jamin Stok Beras dan Bawang Aman Jelang Ramadhan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasar Sembako
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pasar Sembako

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenerian Pertanian (Kementan) menjamin pasokan pangan aman jelang Ramadhan 2015. Untuk beras tercatat perkiraan stok beras nasional selama 3 bulan terakhir pada Maret yakni 6.877.889 ton, April 5.270.827 ton dan Mei 3.606.356 ton.

“Artinya jika melihat produksi beras dan stok nasional saat ini, kita belum perlu impor,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring pada Ahad (7/6).

Keyakinan tersebut diperkuat dengan adanya optimalisasi pembukaan lahan sawah baru yang pastinya akan menambah produksi 700 ribu hektare, termasuk adanya perbaikan lahan irigasi. Berdasarkan data yang diperkirakan Kementan berdasarkan luas tanam dan sejumlah upaya swasembada pangan, Kementan optimis produksi gabah nasional akan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan hingga 2015 berakhir yakni produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 73,5 juta ton. Dihitung dari proyeksi realisasi sampai Mei 2015, produksi diperkirakan mencapai 37 juta ton g (GKG) atau 51 persen dari target.

"Sementara, realisasi produksi GKG per Januari-April 2015 sebesar 31.503.139 ton atau 42,86 persen dari target," kata dia. Berdasarkan catatan Kementan, lanjut dia, produksi GKG pada Januari 3.190.494 ton, Februari 6.703.402 ton, Maret 12.233.883 ton, April 9.375.360 ton, dan Mei diperkirakan sebesar 6.414.720 ton. Untuk prediksi produksi pada Mei, Kementan mencatat hasilnya akan mencapai 6.414.720 ton GKG.

Terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, persediaan bawang merah aman. Makanya, tak perlu ada impor meski diakui perlu banyak pembenahan dalam alur distribusinya.

"Harganya pun tak seharusnya melonjak karena pasokan banyak," kata dia. Ketidakstabilan harga bawang merah di berbagai daerah di Sulawesi Selatan, kata dia, mulai terganggu menjelang Ramadan kendati stok masih aman untuk kebutuhan pasar. Ia pun tak mau berspekulasi soal penyebab harga bawang di Sulsel bergejolak, padahal daerah ini memiliki sentra produksi bawang merah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement