REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Partai Golkar hasil Munas Ancol, Leo Nababan, mengatakan pihaknya semakin meragukan kesepakatan damai sementara dengan kubu Golkar hasil Munas Bali, bisa berjalan baik.
Keraguan itu berdasarkan upaya penyerangan terhadap kantor DPP Partai Golkar di Jakarta Barat, yang diduduki oleh Golkar hasil Munas Ancol. Leo menduga penyerangan itu dilakukan oleh Golkar kubu Ical.
"Pak Agung aja sampai emosi mendengarnya dan mengatakan untuk apa ada kesepakatan-kesepakatan. Pak Agung juga bilang kalau begini caranya, saya gak yakin bisa bersepakat lagi. Ngapain lagi islah-islah kalo begini," katanya kepada Republika, Senin (8/6).
Ia menyayangkan penyerangan tersebut yang menurutnya malah menodai kesepakatan yang telah ditandatangani. Dia pun beranggapan, kubu Ical hanya melakukan kamuflase saja dalam menjalani kesepakatan Pilkada.
"Apakah ini hanya kamuflase mau bersepakat? Melihat gelagat seperti ini Pak Agung pun malah jadi ragu menjalani islah ini. Islah ini niat atau bohong-bohongan?" katanya menegaskan.
Meski begitu, tambah leo, bagaimana ke depannya belum ada kepastian. Menurut dia, masih samar apakah kesepakatan tersebut akan dilanjutkan atau tidak. Malahan, lanjut dia, siapa yang menandatangani pencalonan kepala daerah saja belum disepakati.
"Siapa yang menandatangani saja belum ada pasti. Di sana ganjalan terbesarnya nanti," ujarnya.