REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Tasikmalaya pada 2014 tercatat 61 ribu jiwa. Jumlaj itu, setara dengan enam persen dari jumlah penduduk usia kerja yang jumlahnya sebanyak 1,3 juta jiwa di 2014. Banyaknya pengangguran di suatu daerah dinilai akan berdampak buruk bagi lingkungan.
Menurut Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tasikmalaya yang membidangi Ekonomi dan Keuangan, Dani Fardian mengatakan, banyaknya pengangguran dikhawatirkan akan meningkatkan angka kriminalitas. Sebab pengangguran juga memiliki kebutuhan dasar yang harus terpenuhi.
Kata dia, bila seorang pengangguran memiliki anak dan istri, maka tentu butuh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dikhawatirkan, dia akan melakukan tindakan kriminal untuk mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan.
"Dengan jumlah pengangguran sebanyak itu pemerintah harus menjadikannya fokus perhatian dan mencarikan solusinya," kata Dani kepada Republika, Jum'at (12/6).
Berdasarkan data dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah penduduk usia kerja di 2014 ada sebanyak 1.311.327 jiwa. Sementara, jumlah orang yang bekerja tercatat Dinsosnaker ada sebanyak 996.608 jiwa. Jumlah pencari kerja pada tahun tersebut mencapai 12.461 jiwa.
Kasi Penempatan dan Peningkatan Produktivitas Kerja Dinsosnaker Kabupaten Tasikmalaya, Sjafrudin Korompot SH mengatakan, bertambahnya jumlah pencari kerja setiap tahun karena banyak lulusan SMK mencari kerja. Sementara, jumlah lowongan kerja dan pencari kerja belum seimbang. “Lebih banyak pencari kerja dari pada lowongan yang ada di Dinsosnaker," kata Sjafrudin.
Menurut Sjafrudin, sedikitnya lowongan kerja yang tersedia karena sejumlah perusahaan tidak mau melaporkan adanya lowongan kerja kepada Dinsosnaker. Beda halnya dengan negara Jepang, para pencari kerja datang ke Disnaker karena lowongan kerja adanya di Disnaker. “Sehingga akan ada konsultasi, informasi dan edukasi kepada pencari kerja. Akan ada dialog antara pencari kerja dan Disnaker,” katanya.
Sjafrudin berharap, ke depannya ada komunikasi dan koordinasi yang lebih baik antara perusahaan pencari tenaga kerja dan Dinsosnaker. Agar mempermudah proses menyalurkan tenaga kerja yang tersedia.
Sebelumnya, di tahun 2012 jumlah penduduk usia kerja tercatat ada 1.193.321 jiwa, yang bekerja sebanyak 899.041 jiwa. Sementara yang mencari kerja 8.713 jiwa di tahun tersebut.
Pada 2013, jumlah penduduk usia kerja meningkat menjadi 1.205.254 jiwa. Sementara jumlah orang yang bekerja hampir sama dari tahun sebelumnya, yakni sebanyak 900.177 jiwa. Namun, ada peningkatan jumlah pencari kerja dengan jumlah 12.393 jiwa.