REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat bandar udara di Indonesia, yakni di Tambolaka, Maumere, Labuan Bajo, dan Sumba akan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
"Untuk saat ini pengembangan energi baru dan terbarukan khususnya untuk listrik diprioritaskan di daerah yang sulit dijangkau," kata Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Maritje Hutapea di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Jakarta, Jumat (12/6).
Saat ini pihaknya sedang melakukan survei untuk mengukur seberapa besar daya yang dibutuhkan bandara tersebut agar dapat disesuaikan dengan kapasitas panel surya.
Selain bandar udara, pembangkit tenaga surya pun akan digunakan di atap gedung-gedung pemerintahan seperti di Istana Presiden, Istana Bogor, DPR, Kementerian Ekonomi dan beberapa gedung pemerintah daerah seperti di Surabaya.
"Surabaya akan dijadikan kota energi bersih, untuk itu kita sudah koordinasi dengan pemerintah daerah untuk memasang pembangkit tenaga listrik surya di kantor wali kota," kata Maritje.
Kota lain yang akan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya adalah Aceh, dipasang di kantor Gubernur, kantor Dinas ESDM, kantor Wali Kota Sabang. Kemudian di Bali yang akan dipasang di kantor gubernur.
Pemasangan panel surya di atas atap bangunan ini juga dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, panel surya di atas atap ini digunakan karena lahan perkotaan yang semakin sempit.
Rencananya anggaran untuk energi baru dan terbarukan meningkat lima kali lipat dari tahun ini. "Tahun ini sebesar Rp2,2 triliun untuk energi baru dan terbarukan, namun tahun depan ada rencana peningkatan anggaran sekitar Rp11 triliun," kata dia.
Menurut Maritje, kenaikan anggaran tersebut menunjukkan pemerintah serius untuk menggunakan energi baru dan terbarukan sebagai pengganti energi fosil.