REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Beberapa bulan, bahkan pekan terakhir, publik disesaki video propaganda kelompok ekstremis ISIS. Paling memprihatinkan adalah aksi mereka yang menghancurkan sejumlah situs kuno warisan dunia. Tapi ternyata, video propaganda itu tak sehebat yang mereka buat.
Diketahui bahwa ISIS ternyata lebih menjadikan peninggalan bersejarah itu sebagai barang dagangan. Tercatat, barang-barang hasil curian ISIS itu kedapatan di sejumlah perdagangan gelap barang antik di Irak.
"Anda lihat video ISIS menghancurkan relief Asiria, menghancurkan Nimrud, dan Hatra. Itu hanya potongan kecil," kata anggota Angkatan Laut AS, Kolonel Matthew Bogdanos dilansir CBC, Jumat (12/6).
Selain tergabung di angkatan militer AS, Bogdanos juga bekerja dengan banyak lembaga internasional untuk pencegahan barang penyelundupan dan penjualan artefak kuno. "ISIS menjual jauh lebih banyak potongan dari apa yang mereka hancurkan," kata dia.
Dan dari uang hasil penjualan tersebut, kata Bogdanos, akan dijadikan sebagai sebagian pendanaan kegiatan kelompok militan itu. Bogdanos berperan penting dalam melindungi Museum Nasional Irak setelah dijarah pada 2003. Ia juga mendirikan sebuah program amnesti untuk membantu kembali sekitar dua-pertiga dari benda yang dicuri.
"Itu tidak sampai hampir dua tahun kemudian, kami mengungkap bukti barang antik itu ada di perdagangan Irak, untuk pendanaan terorisme mereka," tegasnya.