Kamis 18 Jun 2015 09:26 WIB
Engeline Tewas

Cerita Kemiskinan Kampung Asal Engeline

Rep: Andi Nurroni/ Red: Ilham
Komunitas Find Angeline di Facebook
Komunitas Find Angeline di Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kisah pilu pembunuhan gadis kecil Engeline Magriet Megawe(sebelumnya dikenal Angeline, 8 tahun) bukan semata kriminalitas yang terjadi begitu saja. Di balik itu, tragedi Engeline membuka tabir peliknya kehidupan masyarakat lapisan bawah.

Hamidah (28), ibu kandung yang merelakan Engeline diadopsi karena alasan ketiadaan biaya bersalin, berasal dari keluarga petani miskin di Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur. Ketiadaan pekerjaan memaksa Hamidah merantau ke Bali, provinsi tetangga yang dikenal sebagai daerah wisata.

Di Banyuwangi, Kecamatan Glenmore dikenal sebagai kantung warga keturunan etnis Madura. Selain faktor ketiadaan pekerjaan, budaya merantau etnis Madura juga menjadi latar belakang banyaknya warga kampung yang hijrah mencari penghidupan di tempat lain, terutama di Bali.

Hamidah, Ibu Engeline, memiliki delapan saudara kandung. Kecuali Yatimah, adiknya yang paling bungsu, semua saudaranya merantau. Lima orang di antaranya bekerja di Bali.

   

Salah satu kakak Hamidah, Amar (40) sudah tiga tahun terakhir menjadi kuli bangunan di Bali. Dia mengaku terpaksa meninggalkan istri dan empat orang anaknya yang masih kecil di desa.  

"Di sini pekerjaan kurang. Kerja di sawah, cuma Rp 25 ribu setengah hari. Rata-rata memang pekerjaan di sawah cuma setengah hari, jadi cuma segitu penghasilan," ujar Amar, dijumpai Republika di rumah orang tua mereka di Dusun Wadungpal, RT 5, RW 3, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore.

Tuminah (65), salah seorang kerabat Hamidah bercerita, dua dari lima anaknya juga kini hidup di perantauan. Menurut Tuminah, warga Glenmore di Bali umumnya jadi pekerja kasar, mulai dari berjualan makanan, pembantu rumah tangga hingga kuli bangunan.   

"Yang merantau itu yang muda-muda. Di sini kan ndak ada pekerjaan. Cuma tani. Kurang tertarik mereka," ujar Tuminah, yang ditemui tengah menyiapkan kue tradisional bersama para ibu lainnya untuk malam tahlilan Engeline.

Sepinya lapangan pekerjaan di Banyuwangi memang tengah menjadi perhatian serius Bupati Abdullah Azwar Anas. Selain menggencarkan promosi sektor pariwisata, Pemkab Banyuwangi juga berupaya mempromosikan potensi investasi di kabupaten paling ujung di Pulau Jawa itu.

Di Kecamatan Glenmore, sebuah pabrik gula kini tengah dibangun. Warga Glenmore berharap, pabrik tersebut bisa merangkul anak-anak muda setempat agar tidak perlu bekerja di tempat orang. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement