Kamis 18 Jun 2015 13:05 WIB

1,9 Juta Jiwa di NTB Terancam Kekeringan

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan musim kemarau yang terjadi sekarang mengancam 1,9 juta jiwa masyarakat di NTB terdampak kekeringan.

"Setelah melakukan kajian maka terdapat kenaikan 43 persen masyarakat yang terdampak kekeringan atau mencapai 1,9 juta jiwa," ujar Kepala BPBD NTB, Wedha Magma Ardhi, Kamis (18/6).

Menurutnya, pada tahun lalu, BPBD memprediksi terdapat 800-900 jiwa yang terkena dampak kekeringan. Namun, pada faktanya mencapai 1,3 juta jiwa. Sehingga, dengan jumlah kecamatan yang bertambah menjadi 76 maka trendnya meningkat.

Ia menuturkan, musim kemarau saat ini memiliki durasi yang singkat. Akan tetapi intensitasnya lebih tinggi dan ekstrem. Bahkan lebih akut sebab lebih tinggi serangannya. "Mudah-mudahan tidak begitu. Tapi kita prediksikan kemungkinan terburuk supaya siap," katanya.

Ardhi mengatakan ancaman kekeringan yang melanda NTB tidak terlalu berpengaruh terhadap sektor pertanian dan air. Sebab, dioprediksi hingga Juli, panen terindikasi masih bisa berjalan, air minum ternak aman.

Dirinya juga mengaku tengah fokus memprioritaskan air bersih untuk masyarakat. Meski begitu, permintaan masyarakat akan air bersih belum ada. Selain itu kebutuhan air dinilai mulai berkurang. Ia merencanakan menetapkan siaga darurat di NTB pada 1 Juli mendatang serta menyiapkan teknis. Namun, dirinya lebih memilih agar ditetapkan sebagai tanggap darurat agar bisa dilakukan pertolongan secepatnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement