REPUBLIKA.CO.ID, KARIMUN, KEPRI -- Beberapa warga di Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau menjual perhiasan emas mereka di sejumlah toko perhiasan untuk menutupi biaya kebutuhan Lebaran dan sekolah anak-anak.
"Dalam sepekan ini lebih banyak yang menjual daripada beli. Dalam sepuluh orang, paling tiga atau empat orang yang membeli perhiasan emas," kata Daoes, pedagang emas di Pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun, Ahad.
Daoes mengatakan, kebanyakan warga yang menjual perhiasan emasnya mengaku butuh biaya untuk membeli pakaian dan kebutuhan Hari Raya Idul Fitri.
"Ditambah lagi penerimaan siswa baru, beberapa warga juga mengaku untuk membeli pakaian dan perlengkapan sekolah anaknya," ucap dia.
Soal harga, ia mengatakan tentunya disesuaikan dengan harga pasar, dan tentunya dipotong ongkos pembuatan perhiasan. "Logam mulia kan beda dari barang lainnya, jual beli sudah hal biasa," ucap dia.
Ia memperkirakan, peningkatan jumlah warga yang menjual emas turut dipicu dengan naiknya harga emas dunia. "Mereka tentu ingin meraih untung dengan adanya selisih harga sewaktu membeli dan menjualnya kembali," ucap dia.
Ucu, pedagang emas Toko Paris Indah yang juga berlokasi di Pasar Puan Maimun juga membenarkan meningkatnya jumlah warga yang menjual perhiasan emas. "Itu sudah biasa, rata-rata pelanggan bilang untuk biaya Lebaran, ditambah lagi mau masuk sekolah," ucap Ucu.
Seorang pengunjung Pasar Puan Maimun, Shanti mengatakan dirinya baru saja menjual gelang emasnya pada salah satu toko perhiasan di pasar tersebut. "Uangnya untuk beli baju anak-anak untuk Lebaran, sekalian beli baju sekolah," kata Shanti.
Data dihimpun, harga emas mengalami kenaikan rata-rata di atas Rp 5.000 per gram. Harga jual emas murni naik dari Rp 506.000 menjadi Rp 510.000 per gram, sedangkan harga beli yang semula Rp 501.000, naik menjadi Rp 505.000 per gram.
Untuk emas 24 karat, harga jual yang semula Rp 506.000, kini menjadi Rp 530.000.