Senin 22 Jun 2015 19:09 WIB

PGN Sumbang Rp 1,6 M untuk Bangun Rumah Tahfidz

Salah satu kegiatan santri di Rumah Tahfidz.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Salah satu kegiatan santri di Rumah Tahfidz.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Gas Negara (PGN) memberikan Rp 1,6 M untuk dirikan rumah tahfidz. Bersama dengan Program Pembibitan Penghafal Alquran Daarul Quran (PPPA Daqu) pembangunan rumah tahfidz ini terealisasikan di lima provinsi di Indonesia.

"Alhamdulillah, atas kontribusi PGN pembanguan rumah tahfidz ini dapat terlaksana di lima provinsi dan pembangunannya pun serentak dilakukan," ujar Direktur Utama PPPA Daqu Muhammad Anwar Sani.

Ia menyebutkan, lima wilayah itu terdiri atas, Lampung, Sumatera Selatan, Banten, Batam dan Medan. Masing-masing rumah tahfidz memakan biaya lebih dari Rp 200 juta, biaya tersebut sudah termasuk biaya pembangunan dan operasional lainnya.

Kedepannya, lanjut ia, rumah tahfidz ini tidak hanya menjadi tempat santri untuk menghafal Alquran melainkan menjadi pusat informasi dan aktifitas untuk menumbuhkan kesadaran dan kepudilan sesama sehingga terwujudnya masyarakat yang cinta Alquran.

Tak tertinggal pula mengoptimalkan potensi ekonomi. Sehingga, terciptanya kontribusi finansial penyokong operasional rumah tahfid, sebagai bagian keberlanjutan dari program pembinaan masyarakat.

Terkait dengan alasan lima wilayah itu yang dipilih, ia menjelaskan, karena melihat antusiasme masyarakat Indonesia terhadap rumah tahfidz sangat besar. Oleh karenanya, dipilihlah lokasi-lokasi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah. Tiga dari lima wilayah itu, rata-rata warga disekitarnya bekerja sebagai petani maupun buruh.

Sebut saja seperti di Lampung, lokasi rumah tahfidz berada di tengah perkampungan Desa Pesawaran dan matapencaharian ratusan warga di sana adalah sebagai petani.

"Sedangkan, dua wilayah lainnya seperti Batam dan Medan, sengaja didirkan ditengah kota. Sehingga, dapat menjangkau masyarakat menengah ke atas," paparnya.

Ia mejelaskan, rumah tahfidz yang didikan ini akan seperti pesantren, yang mana guru maupun pesertanya dipilih melalui seleksi. Ditargetkan, setiap rumah tahfidz terdapat lima guru untuk 50 santri, baik laki-laki maupun perempuan.

Pembangunan rumah tahfidz ini telah dimulai sejak Juni 2014 dan ditargetkan pada Juni 2015 usai. Sehingga, diharapkan pada bulan Ramadhan kegiatan rumah tahfidz sudah bisa berjalan.

"Saat ini, pembangunan rumah tahfidz masih dalam proses. Dan, seleksi guru maupun santrinya akan dilakukan setelah pembangunana selesai," tuturnya.

Ia pun berharap, pembangunan rumah tahfidz ini mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat. Selain itu, mendapatakan perhatian khusus dan dapat diikuti oleh perusahaan maupun komunitas masyarakat lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement