REPUBLIKA.CO.ID, SERANG – Masih banyaknya Keberadaan para wanita pekerja seks komersial (PSK) di Kota Serang saat Ramadhan membuat sebagian warga resah. Apalagi, keberadaan PSK tepat berada di pusat Kota Serang, yaitu Alun-alun kota.
Salah satu Warga Sempu, Kota Serang, Rasyid Rosadi menilai keberadaan PSK di Alun-alun membuat kekhawatiran tersendiri, khususnya bagi anak-anak muda yang biasa bermain di Alun-alun.
“Sangat Resah, Kota yang punya slogan Kota Madani, tapi PSK berkeliaran bebas di pusat kota, terutama di alun-alun yang seharusnya tempat bermain keluarga, atau berolahraga, tapi ini malah jadi tempat PSK,” ungkapnya.
Abbas Waseh, salah satu tokoh masyarakat Banten yang juga merupakan ulama Banten, mengatakan keberadaan PSK atau sesuatu hal yang berbau kemaksiatan tidak bisa dibenarkan kapan pun itu. Terlebih, jika sudah terang-terangan seperti di Alun-alun kota Serang.
“Tidak mesti bulan Ramadhan, bulan-bulan lainnya pun yang namanya kemaksiatan tentu tidak baik,” katanya, Senin (22/6). Karenanya, lanjut Abbas, pemerintah diharapkan mengajak dan mengerahkan lembaga terkait untuk menindak lanjuti agar kemaksiatan di Banten, khususnya Kota Serang bisa dihilangkan.
Selama ini, Abbas menilai pemerintah belum bisa benar-benar menghilangkan kemaksiatan dengan cara memberikan pembinaan yang layak kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial terutama PSK. “selama ini menurut saya belum pada tahap pembinaan, baru tahap imbauan saja,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Seksi (Kasi) Operasi Satpol PP Kota Serang, Misri pihaknya melakukan razia ke beberapa tempat yang sering dijadikan mangkal PSK dan penjual jamu, yakni Kepandean, Taman Sari, Pasar Rau dan Stadion Maulana Yusuf Serang. “Ini sudah ada instruksi dari wakil walikota, agar merazia tempat-tempat maksiat. Tak hanya PSK api juga minuman keras,” katanya.