Selasa 23 Jun 2015 10:49 WIB

Daratkan Helikopter di Ladang Ranjau, Empat Tentara Tewas

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
Ledakan di ladang ranjau (ilustrasi)
Foto: FLICKR
Ledakan di ladang ranjau (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Empat tentara Kolombia tewas ketika helikopter mereka mendarat di ladang ranjau, Senin (22/6). Serangan terbaru ini dikaitkan dengan pemberontak sayap kiri.

Kedua belah pihak sedang berada dalam konflik berkepanjangan di negara itu. Posisi keduanya mengeras di tengah perundingan perdamaian.

Pihak militer dalam sebuah pernyataan mengatakan, enam tentara lain juga terluka akibat ladang ranjau tersebut.

Helikopter The Black Hawk membawa tentara tersebut terbang ke wilayah Catatumbo untuk mengawal pekerja memperbaiki sebuah pipa minyak yang rusak akibat pemboman. Pemboman tersebut dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia.

Insiden ini ditandai sebagai pembunuhan militer yang melanggar hukum internasional. Serangan tersebut juga merupakan yang paling mematikan dalam serangkaian serangan oleh FARC sejak mereka mengangkat gencatan senjata.

Keputusan untuk melanjutkan pertempuran datang sebagai pembalasan atas serangan udara militer di sebuah kamp pemberontak yang menewaskan 26 orang, termasuk mantan utusan FARC untuk pembicaraan damai.

Dalam beberapa hari terakhir, FARC telah melakukan serangkaian serangan terhadap kantor polisi, kapal tanker minyak dan infrastruktur energi yang berharga. Termasuk pemboman sebuah saluran transmisi yang menewaskan lebih dari 400 ribu orang di kota pelabuhan Buenaventura.

Sejauh ini, tidak ada yang mengharapkan pembicaraan damai akan terjadi dalam waktu dekat. Harapan untuk kesepakatan memudar di tengah lambatnya kemajuan di meja perundingan. Juga bayangan pemilu legislatif pada Oktober nanti yang bisa memberikan kekuatan untuk kelompok garis keras menentang perundingan.

Menurut survei Gallup pada April, yang diambil sebelum gelombang kekerasan terbaru menimbulkan kemarahan publik, dukungan masyarakat Kolombia untuk proses perdamaina telah jatuh menjadi 50 persen. Level terendah sejak pembicaraan damai dimulai dua tahun lalu.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement