REPUBLIKA.CO.ID, AL-BARAKA -- Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah kembali melakukan hal yang kontroversial. Menyambut bulan Ramadhan, ISIS menyelenggarakan kompetisi menghafal Al Quran dengan hadiah 'budak perempuan'.
Seperti dilansir The New York Post, Selasa (23/6), menurut dua lembaga penelitian independen yang kerap melacak akun media sosial kelompok teroris, Institut Peneliti Media Timur Tengah (MEMRI) dan Clarion Profect, pada 19 Juni lalu ISIS mengumumkan kompetisi itu di akun Twitternya.
Di sebutkan, Departemen Dakwah dan Masjid di Provinsi Al-Baraka, Suriah, menggelar kompetisi Alquran berhadiah Sibya atau budak perempuan hasil tangkapan perang.
Pengumuman di Twitter tersebut dimulai dengan ucapan selamat pada pasukan dan departemen-departemen ISIS di provnsi tersebut menyambut Ramadhan. Kemudian mereka menurut MEMRI mengumumkan kompetisi menghafal Alquran.
"Mereka mengatakan peserta akan diuji dan diberikan hadiah sesuai," ungkap MEMRI mengutip akun Twitter ISIS.
Pernyataan juga berisi daftar hadiah yang direncanakan untuk 10 peserta. Untuk tiga besar pemenang rencananya akan diberikan budak perempuan.
Secara khusus pengumuman juga menyebut peserta untuk datang ke salah satu dari empat masjid termasuk Masjid Abu Bakar el-Sudq, Masih Osama Bin Laden, Masjid Abu Musab el-Zarqawi atau Masjid el-Taqwa. Daftar hadiah selain budak perempuan juga ada uang tunai sebesar 500 dolar.
Perlakuan ISIS pada perempuan dan gadis-gadis yang ditangkap semakin mengkhawatirkan. Pada 2014 Observatorium Suriah untuk HAM melaporkan 300 perempuan dan gadis Yazidi ditangkap di Irak. Mereka kemudian dijual ke militan di Suriah sebesar 1.000 dolar.
November lalu, ISIS dilaporkan meluncurkan menu untuk 'menjual' perempuan dan anak-anak. Disebutkan untuk perempuan berusia 40 hingga 50 dihargai sebesar 40 dolar, usia 10-20 tahun dilelang masing-masing sebesar 129 dolar. Sementara di bawah 10 tahun harganya lebih tinggi lagi.