REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Azwan Karim meyakini klub-klub Divisi Utama (DU) tidak akan ambil serta dalam turnamen bentukan Tim Transisi, Piala Kemerdekaan. Rencananya, Piala Kemerdekaan tersebut bakal diikuti oleh 30 klub DU, dan putar mulai 24 Juli mendatang.
Hanya saja hingga saat ini peserta dan formatnya belum jelas. Keyakinan Azwan tersebut berdasarkan komitmen peserta DU terhadap Statuta FIFA. Selain itu PSSI juga menekankan kepada klub DU agar tidak bertanding melalui Tim Transisi.
Sebab tim bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tersebut dianggap berfungsi untuk mengambil alih PSSI. Apalagi dalam surat teguran FIFA, disebutkan jika Kemenpora terlalu jauh melakukan intervensi, sehingga persepakbolaan dijatuhi sanksi oleh FIFA.
Selain itu, Azwan juga percaya jika semua klub DU mengerti, turnamen melibatkan anggota PSSI, tentu harus ada otorisasi PSSI. Sedangkan turnamen bentukan Tim Transisi sendiri tidak ada otorisasi PSSI.
“Itu kan sesuai pasal 79 statuta FIFA, turnamen harus diotorisasi PSSI. Kalau tidak, bisa dibaca kembali statuta. Klub pasti tahu, termasuk konsekuensinya karena sudah pernah terjadi,” jelas Azwan saat ditemui di kantor PSSI.
Selain itu, Azwan mengatakan bahwa klub DU sudah menjalin komunikasi dengan pihaknya, terkait turnamen tersebut. Disebutnya klub telah akan berkomitmen tidak ikut, apabila tidak ada otorisasi PSSI.
Azwan berharap aturan itu dipahami oleh semua klub diseluruh Indonesia. Tidak hanya itu Azwan menyebutkan dalam kondisi saat ini, PSSI masih berupaya membebaskan Indonesia dari sanksi FIFA.