Kamis 25 Jun 2015 17:25 WIB

Kasus DBD Indramayu Meningkat Tajam

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Fogging nyamuk dbd
Foto: Antara
Fogging nyamuk dbd

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu tahun ini meningkat signifikan dibanding tahun lalu. Kasus itupun diprediksi akan terus meningkat hingga akhir tahun nanti.

Berdasarkan data dari Seksi Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang (P2BB) Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Kamis (25/6), kasus DBD sejak Januari - Juni 2015 tercatat ada 337 kasus. Dari jumlah tersebut, jumlah korban yang meninggal dunia mencapai 11 orang. Angka tersebut meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu. Sejak Januari - Desember 2014, jumlah kasus DBD mencapai 318 kasus, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 17 orang.

''Tahun lalu, kasus DBD hanya 318 kasus. Sedangkan tahun ini, baru Juni saja sudah 337 kasus,'' ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, melalui staf Seksi P2BB, Ahmad Nur, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (25/6).

Nur memprediksi, jumlah kasus DBD pada tahun ini bisa mencapai hingga 600 kasus. Pasalnya, pada akhir tahun mendatang, akan kembali hadir musim penghujan.

Nur menjelaskan, dari kasus yang terjadi sepanjang 2015, kasus tertinggi terjadi pada Januari sebanyak 110 kasus, dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak enam orang. Setelah itu, pada Februari, terdapat 106 kasus DBD, dengan korban meninggal dunia mencapai dua orang. Pada Maret, terjadi 44 kasus, April 29 kasus dan Mei 36 kasus.

Sedangkan Juni, kasusnya sebanyak 12 kasus. Namun, dari jumlah kasus itu, terdapat tiga korban yang meninggal dunia. Nur mengungkapkan, faktor utama jatuhnya korban jiwa dalam kasus DBD disebabkan keterlambatan pasien mendapatkan pertolongan. Biasanya, pasien datang ketempat pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan syok.

''Pihak keluarga pasien terlambat mengenali ciri-ciri DBD. Harusnya jika ada gejala demam tinggi tanpa disertai penyakit lainnya, maka harus waspada bahwa itu adalah DBD,'' kata Nur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement