REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Siti Sapurah mengatakan, Engeline Margriet Megawe tidak bisa meminta pertolongan ketika menerima kekerasan fisik maupun verbal oleh ibu angkatnya, Margriet Christina Megawe. Berdasarkan penuturan para saksi yang dihadirkan P2TP2A, Engeline hanya diam saat kekerasan dilakukan terhadapnya.
"Menurut penuturan para saksi, Engeline hanya diam ketika Margriet melakukan kekerasan terhadapnya. Ketika asisten rumah tangga (ART) berusaha menolong, juga langsung dibentak oleh Margriet. Margriet mengatakan agar jangan ikut campur," jelas Siti saat dihubungi ROL, Kamis (25/6).
Karena itu, para ART yang pernah bekerja di rumah Margriet tidak bisa membantu Engeline. Berdasarkan keterangan mereka pula, Engeline jarang berbicara dengan para ART.
Para ART, kata dia, tidak bisa berbuat banyak melihat kekerasan yang dilakukan Margriet. Sebab, Margriet selalu mengatakan ia telah bersusah payah merawat Engeline.
"Margriet selalu mengatakan, 'Aku yang kasih dia makan, aku yang kasih dia hidup. Kamu jangan ikut campur!'. Jika sudah begitu, ART mengurungkan niat untuk menolong Engeline," kata Siti menegaskan.