Kamis 25 Jun 2015 22:42 WIB

Waspadai Peredaran Uang Palsu

Rep: Hilman Fauzi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Uang Palsu
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Uang Palsu

REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- Kepolisian Daerah (Polda) Banten mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu memasuki minggu kedua di bulan ramadhan. Mengingat, peredaran uang palsu kerap terjadi seiring dengan tingginya aktifitas perputaran uang dimasyarakat, khususnya menjelang lebaran.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Banten, Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengaku, bahwa pihaknya telah meminta seluruh pihak kepolisian di polres-polres untuk mewaspadai terjadinya tindak pidana pemalsuan uang, yang diedarkan oleh para pelaku kejahatan.

“Kami pun mengimbau kepada masyarakat agar lebih teliti dan berhati-hati dalam melakukan transaksi uang, khususnya saat melakukan penukaran dan jual beli,” ungkap Kapolda, Kamis (25/6).

Imbauan itu disampaikan Kapolda Banten, usai mendampingi Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatikan (Dishubkominfo) Provinsi Banten, saat melakukan peninjauan di Dermaga V Pelabuhan Merak, Kota Cilegon.

Menurut Kapolda, tingginya aktivitas masyarakat di minggu kedua dan menjelang lebaran kerap terjadi dan dimanfaatkan oknum-oknum tertentu. Dimana untuk mengambil keuntungan dengan mengedarkan uang palsu guna mengambil keuntungan.

“Bukan hanya kepada petugas kepolisian (di polres-polres), masyarakat pun harus turut aktif melakukan pengawasan dimasyarakat. Segera melaporkan kepada pihak berwajib jika menemukan adanya indikasi peredaran uang palsu di lingkungannya,” pesan Kapolda.

Sementara, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten juga menghimbau masyarakat mewaspadai peredaran uang palsu selama ramadan hingga lebaran mendatang meningkat. Karena peredaran uang saat ramadhan juga meningkat.

“Peredaran uang meningkat selama bulan Ramadhan ini, untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat untuk menukarkan uangnya kepada lembaga formal atau perbankan, dan kita amati peredaran uang diragukan keasliannya (Upal) Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu yang banyak ditemukan dimasyarakat,” kata Kepala BI Banten Budi Widihartanto di Kota Serang, Kamis (25/6).

Untuk itu pihaknya selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar selalu waspada dengan cara mengenali uang dengan teliti sehingga terhindar dari uang palsu terutama saat bertransaksi di Pasar Tradisional dan warung warung kecil.

“Sekarang lebih baik pakai non tunai, mau ngasih THR ditransefer atau melalui e-money, dan kita terus lakukan sosialiasai cikur (cirri-ciri uang rupiah) kepada lembaga pemerintahan, pendidikan serta masyarakat,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Budi, pihaknya juga meminta agar perlakukan kepada uang oleh masyarakat dapat dijaga, jangan sampai dilecek, dihekter apalagi dicoret-coret, sehingga gampang dikenali.

Selama Ramadhan belum menemukan, namun pihaknya mengharapkan kewaspadaan masyarakat dengan 3D Dilihat Diraba dan Diterawang, karena banyak para pelaku kejahatan memanfaatkan momen ramadan dan lebaran seperti saat ini.

“Kita (BI) dengan pihak kepolisian sudah membuat dan berjalan badan kordinasi penanggulangan uang palsu atau upal,” kata Budi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement