REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pria Prancis ditangkap atas serangan teror mengerikan di pabrik. Ia ditangkap karena mengirim foto selfie dengan penggalan kepala bosnya. Tersangka, Yassin Salhi (35 tahun), mengirim foto dirinya dengan kepala terpenggal melalui layanan pesan WhatsApp.
Pesan itu dikirim ke sejumlah nomor Kanada. Namun, peneliti mengaku masih bekerja untuk menemukan penerima akhir, sebab nomor yang digunakan bisa menjadi relay. Pihak berwenang mempertanyakan Salhi tentang serangan pada Jumat (26/6) termasuk perbuatannya membawa van ke dalam gudang penuh gas berbahaya. Sebagai upaya meledakkan pabrik dan dirinya sendiri.
Jaksa dalam kasus ini mengatakan, petugas pemadam kebakaran mampu menguasai Salhi setelah mencoba membuka botol aseton untuk membuat ledakan besar di pabrik gas milik Amerika Serikat di Saint-Quentin-Fallavier, 40 km dari Lyon.
Pemadam kebakaran kemudian menemukan tubuh terpenggal dekat mobil. Adalah Herve Cornara (54 tahun), majikan lama Salhi yang mengelola sebuah perusahaan pengiriman yang menemukannya. Kepala Cornara terjepit di pagar terdekat seperti dikutip 9 News, Ahad (28/6).
Sebuah sumber menyatakan, Salhi mulai berbicara kepada penyidik, Sabtu (27/6). "Dia tetap diam, tapi sikapnya berubah dan mulai menjelaskan urutan kejadian," kata sumber tersebut.
Sementara itu, tidak ada kelompok militan yang mengklaim serangan Jumat tersebut. Kendati insiden terjadi bersamaan dengan serangan di sebuah resor pantai Tunisia yang menewaskan 38 orang dan pengeboman di Kuwait yang menewaskan 27 orang.