REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pelaku pembom pabrik kimia di Prancis diketahui berhubungan dengan anggota ISIS yang menetap di Suriah. Yassin Salhi (35 tahun), diduga telah bergabung dengan ISIS.
Dia telah membom sebuah pabrik di Saint Quentin Fallavier, Lyon. Sebelum meledakkan pabrik, dia juga telah membunuh manajer perusahaan tersebut Herve Cornara.
Polisi menemukan jenazah korban yang terpengal di pabrik Air Products. Polisi menemukan gambar korban yang dikirim ke sebuah ponsel yang berada di Kanada.
Prancis kemudian bekerjasama dengan polisi Kanada untuk menyelidiki nomor ponsel tersebut. Polisi Kanada menemukan ponsel tersebut milik warga Prancis Sebastien Younes yang kini menetap di Suriah sejak tahun lalu.
Posisi terakhir Sebastien berada di markas ISIS di Raqqa.Sementara itu Salhi mengaku sebelum membunuh dirinya sempat berdebat dengan Cornara dan istrinya.
Namun polisi tetap mengaitkan kasus ini dengan kelompok radikal setelah menginterogasi istri dan adik Salhi. PM Prancis Manuel Valls mengatakan akan memperketat penegakan hukum dan meningkatkan pengawasan intelejen domestika untuk memerangi teror.