REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mochmmad Nurhasyim mengatakan idealnya lokasi instalasi militer berjauhan dengan permukiman penduduk untuk meminimalkan korban sipil dari aktivitas militer.
"Konsep baru pertahanan saat ini adalah instalasi militer berlokasi jauh dari rumah-rumah penduduk. Sebab, bila terjadi perang, yang pertama diserang pasti instalasi militer," kata Mochammad Nurhasyim dihubungi di Jakarta, Selasa (30/6).
Karena itu, Nurhasyim mengatakan pemerintah perlu mengkaji lokasi instalasi-instalasi militer yang ada di Indonesia, apakah masih perlu berdekatan dengan permukiman penduduk. Menurut dia, modernisasi TNI seharusnya juga memperhitungkan jarak lokasi instalasi militer dengan permukiman warga sipil.
"Supaya tidak ada korban sipil bila terjadi perang dan instalasi militer kita diserang, atau aktivitas militer lainnya. Instalasi militer perlu dijauhkan dari lokasi aktivitas warga sipil sebagai aspek keamanan," tuturnya.
Nurhasyim mengatakan di Indonesia masih banyak instalasi militer yang berdekatan dengan permukiman penduduk maupun instansi sipil. Di Jakarta misalnya, di sekitar Monumen Nasional sebagai pusat ibu kota terdapat beberapa instansi militer.
"Di sekeliling Monas ada Markas Kostrad. Lokasinya sangat dekat dengan Istana Kepresidenan dan Masjid Istiqlal," ujarnya.
Di sekitar Monas memang terdapat beberapa instalasi militer. Selain Markas Kostrad, juga terdapat Markas Komando Marinir, dan Komando Armada Laut Barat. Pesawat Hercules dengan nomor ekor A-1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting Medan, dekat Lanud Soewondo eks Bandara Polonia Medan pada Selasa sekitar pukul 11.00 WIB.
Pesawat tersebut jatuh di sebuah kompleks perumahan yang sedang dalam pembangunan di Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan. Kejadian tersebut menyebabkan sebagian rumah yang sedang dibangun di wilayah tersebut terbakar. Belum diketahui apakah ada korban tewas dalam kejadian tersebut. Sejumlah prajurit TNI dilaporkan sedang melakukan evakuasi.