Rabu 01 Jul 2015 11:17 WIB

Bila Diserang, Rudal Siap Meluncur dari LNG Bontang

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Satya Festiani
Indonesian gas refinery in Bontang, East Kalimantan. (illustration)
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Indonesian gas refinery in Bontang, East Kalimantan. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Siapa sangka, Lokasi Kilang LNG milik Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur ternyata dilindungi rudal & senjata canggih. Perusahaan penghasil gas alam cair ini memiliki peran vital bagi pemerintah dan masyarakat Bontang. Bagaimana tidak, 80 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bontang berasal dari Badak NGL. Oleh karenanya, pengamanan lengkap pun disiapkan.

Dengan 8 train atau kilang, kapasitas produksi LNG mencapai 22,5 juta ton per tahun. Luas area Badak NGL sebesar 2010 hektare (ha), sedangkan pabriknya berdiri diatas lahan seluas 220 ha.

 

Senior Manager Corporate Communication Badak NGL, Ferry Sulistyo Nugroho mengatakan, kawasan Badak NGL begitu vital sehingga perseroan melindunginya dengan fasilitas lengkap, termasuk beberapa rudal.

"Rudal ini siap meluncur sewaktu-waktu jika ada serangan teroris dari udara. Kami taruh beberapa rudal di beberapa lokasi Badak NGL. Kami bisa mendeteksinya," kata dia saat berbincang dengan wartawan saat Kunjungan ke Lokasi Kilang LNG Bontang, Kaltim, Rabu (1/7).

Ferry menambahkan, meski rudal disiapkan, hingga saat ini belum ada rudal yang diluncurkan karena kondisi Badak dalam bahaya. Kawasan Badak NGL, selain rudal, juga dilengkapi dengan pagar-pagar dobel. "Kalau pagar dipengang dan digetarkan, maka alarm akan berbunyi, kamera memotret dan mencari sumber getaran sehingga bisa di zoom," jelasnya.

Pengetatan keamanan area Badak NGL, tambah dia, juga dilakukan via laut. Setiap malam ada patroli kapal yang bertujuan mengusir segala bentuk gangguan dan berpotensi mengancam wilayah ini.

"Kami punya senjata-senjata canggih, selain rudal. Karena kami berkoordinasi dan minta bantuan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian dan aparat keamanan negara lain," lanjut Feri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement