REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat Hercules C-130 sempat meminta return to base (RTB) kepada menara pengawas. Menara pengawas pun mempersilakan pesawat nahas itu untuk berbalik dengan berbelok ke arah kanan sebelum akhirnya jatuh di Jamin Ginting.
“Pesawat berangkat dari Lanud Soewondo pada 11.48 WIB. Saat laporan penerbangan akan ditransfer ke Approach Control (APP) Medan, pilot menyatakan RTB kepada menara pengawas,'' jelas Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Agus Supriatna saat dihubungi ROL, Rabu (1/7).
Menurut Agus, permintaan RTB dilakukan setelah pilot mengalami kesulitan untuk melakukan up vertical. Jika up vertical dipaksakan, akan berisiko bagi keselamatan pesawat. Setelah itu, menara pengawas mempersilakan Hercules C-130 untuk berbalik. Pesawat disarankan berbelok ke arah kanan.
“Pada saat berbelok itulah pesawat langsung crash, sebab sayap pesawat kebetulan membentur bangunan ruko yang ada di sekitar lokasi kejadian,” kata Agus. Selain menabrak ruko, pesawat juga menabrak menara di sekitar Jamin Ginting.
Disinggung tentang adanya kerusakan di dalam pesawat, Agus menduga ada salah satu mesin yang mengalami kerusakan. Diduga, mesin yang rusak adalah mesin nomor empat yang berada di sebelah kanan pesawat.
''Itu baru dugaan, kebenarannya harus dibuktikan lewat proses investigasi,'' tambah Agus. Pesawat Hercules C-130 menggunakan nomor registrasi penerbangan A1310. Saat jatuh, pesawat tengah menempuh rute Lanud Soewondo–Pangkal Pinang.