Kamis 02 Jul 2015 16:03 WIB

Jokowi Minta Pembenahan Organisasi BIN

Badan Intelijen Negara
Foto: Bin.go.id
Badan Intelijen Negara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengharapkan ada pembenahan organisasi Badan Intelijen Negara setelah ada pimpinan baru.

"Ini adalah petunjuk awal saya sebagai calon KaBIN, beliau memantau bahwa kami berdua calon kaBIN dan panglima TNI sudah lolos di fit and proper DPR," kata Calon Kepala BIN Sutiyoso usia diterima Presiden di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Kamis (2/7).

Sutiyoso yang baru saja menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI beberapa hari lalu mengatakan Presiden Joko Widodo memintanya untuk bisa melakukan pembenahan organisasi menghadapi tantangan saat ini dan masa mendatang.

"Pertama saya diberi tugas untuk membenahi BIN yang ada sekarang, baik menyangkut masalah struktur organisasi, apakah itu sudah cukup menjawab tantangan jaman karena BIN itu sangat luas.

Mantan Pangdam Jaya dan Gubernur DKI itu mengatakan dengan ruang lingkup kerja yang ada maka dibutuhkan 5.000 orang. "Saat ini ada 1.975 personel, jadi kami akan rekrut 1.000 orang dengan kualifikasi dari berbagai disiplin ilmu," katanya.

Ia menambahkan yang kedua, masalah personel apakah kualitas personel sudah sesuai dengan pembidangan nah pastinya kmi akan menyekolahkan mereka lagi ada yang kami targetkan sampai pascasarjana. Hal lain yang menjadi perhatian Presiden adalah terkait kelengkapan dan penggunaan teknologi informasi yang dimiliki BIN saat ini.

"Penggunaan IT, teknologi komunikasi yang sudah sangat canggih kalau kita tidak punya alat yang super canggih kita akan jebol terus, disadap termasuk pengalaman kita yang lalu, komunikasi Presiden dan pejabat tinggi negara disadap, dan ini bisa kami proteksi, komunikasi pejabat tinggi kita," katanya.

Presiden juga memberikan perhatian pada potensi ancaman terorisme dan meminta BIN untuk terus mengantisipasinya. "Beliau juga 'concern' terhadap maraknya aksi terorisme, baru-baru ini kan ada di Paris, Kenya, Turki, itu kita harus waspada agar hal ini tidak terjadi di tempat kita," paparnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement