REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman, Angela Merkel menghadiri buka puasa untuk pertama kalinya, Selasa (30/6). Dalam kesempatan tersebut, ia menyesalkan peningkatan serangan anti-Muslim di negara-negara Eropa.
“Islam adalah bagian dari Jerman,” kata Merkel dalam sambutan acara buka puasa yang diselenggarakan di Villa Borsig, guest house resmi milik Kementerian Luar Negeri Jerman di Berlin, Selasa kemarin, dilansir dari onislam.net, Kamis (2/7).
Ini merupakan acara buka puasa pertama yang ia selenggarakan bersama sejumlah pemimpin antar agama. Menurut juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert, buka puasa bersama ini akan menjadi acara tahunan bagi Merkel.
Buka puasa ini dihadiri juru bicara Dewan Koordinasi Muslim Jerman, presiden Dewan Pusat Yahudi Jerman, presiden Dewan Gereja Injili Jerman, dan presiden Umat Katolik Jerman. Di hadapan peserta buka bersama, Merkel menyatakan tidak menyetujui adanya diskriminasi terhadap Muslim Jerman. Ia menambahkan, mayoritas Muslim di Jerman patuh terhadap konstitusi.
“Kebencian, rasisme, dan ekstremisme tidak punya tempat di negara ini. Kami adalah sebuah negara yang berdasarkan demokrasi, toleransi, dan keterbukaan terhadap dunia,” kata Merkel.
Jerman diyakini menjadi tuan rumah bagi hampir 4 juta Muslim, termasuk 220 ribu orang di Berlin. Sekitar dua pertiga di antaranya berasal dari Turki. Sentimen anti-Muslim memang sempat memanas di Jerman beberapa waktu terakhir akibat aksi kelompok PEGIDA.
Pada Desember 2014 lalu, Merkel telah mendesak masyarakat lewat pidato tahun baru untuk membantu pengungsi yang melarikan diri akibat konflik. Ia meminta masyarakat Jerman untuk berpaling dari gerakan rasis dan penuh kebencian terhadap Muslim.