REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Identifikasi terhadap korban kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Jalan Djamin Ginting, Medan, memasuki hari keempat, Jumat (3/7). Proses identifikasi mulai sulit dilakukan dengan melalui sidik jari maupun struktur gigi.
"Secara visual kita sudah sulit mengenali korban, maka (proses identidikasi) akan mengalami perlambatan," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Pol Arthur Tampi di Rumah Sakit Adam Malik, Medan.
Arthur mengatakan, kondisi korban mulai membengkak dan sulit dikenali baik dari postur tubuh, wajah, dan properti yang digunakan. Sehingga identifikasi melalui sidik jari dan struktur gigi kemungkinan sulit dilakukan.
Jika salah satu identifikasi primer itu tidak bisa dilakukan, kata dia, maka tim DVI akan mengidentifikasi jenazah melalui tes DNA. "Dan itu membutuhkan waktu lama, sehingga kami berharap pihak keluarga korban memahami," ujar jenderal bintang satu ini.
Sampel DNA akan dibawa ke Mabes Polri untuk dilakukan pemeriksaan. Setidaknya, kata Arthur, butuh waktu paling cepat 24 jam atau 48 jam untuk mendapatkan hasilnya. Bahkan, menurutnya, bisa jadi untuk mendapatkan hasil butuh waktu lebih dari itu.
Sejauh ini, 145 kantong jenazah telah diterima oleh Tim DVI. 96 di antaranya telah teridentifikasi. Polisi dan TNI juga masih menyisir lokasi jatuhnya pesawat Hercules untuk mencari kemungkinan adanya korban yang masih tertimpa puing-puing reruntuhan bangunan.