Jumat 03 Jul 2015 09:34 WIB

Diduga Sabotase, Kereta Api Militer Pakistan Kecelakaan

Kecelakaan kereta api di Pakistan
Foto: Reuters
Kecelakaan kereta api di Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Sebuah kereta api yang membawa ratusan tentara Pakistan beserta keluarganya jatuh ke dalam kanal, dan menewaskan 12 tentara, ketika sebuah jembatan runtuh diduga akibat sabotase, kata pejabat setempat.

Media milik militer memastikan bahwa empat gerbong jatuh ke dalam kanal. Dilaporkan bahwa komandan sebuah unit merupakan salah satu korban tewas.

Militer Pakistan tengah melawan pemberontak Taliban di beberapa kawasan etnis yang berbatasan dengan Afghanistan di baratlaut.

Kecelakaan yang terjadi di distrik Gujranwala, Pakistan timurlaut, itu terjadi saat sebuah unit militer dibawa dari provinsi Sindh di selatan menuju Pakistan utara.

"Ada sekitar 300 penumpang di dalam kereta api," kata Menteri Perkeretaapian Khawaja Saad Rafiq kepada Reuters Kamis (2/7). "Terlalu dini untuk menyebutkan penyebab kejadian. Upaya pertolongan masih dilakukan." Lebih dari 50 orang diselamatkan, kata seorang pejabat militer.

Gambar rekaman televisi di lokasi kejadian menunjukkan beberapa gerbong separuh tenggelam di dalam kanal. Media militer mengatakan delapan mayat telah dikeluarkan dari dalam air.

Rafiq mengatakan kepada Geo TV bahwa enam orang hilang dan penyebab kecelakaan masih belum diketahui. Namun, seorang pejabat militer senior mengatakan pihak militer menduga adanya sabotase.

"Kami menduga bahwa ini adalah aksi sabotase. Plang-plang di rel sudah dirusak," kata pejabat tersebut yang enggan disebutkan namanya.

Runtuhnya jembatan itu juga menimbulkan kekhawatiran mengenai keselamatan infrastruktur. Beberapa saluran televisi melaporkan bahwa jembatan itu telah diberi tanda "sangat berbahaya".

Pada Mei, sebuah helikopter militer Pakistan yang membawa beberapa diplomat untuk meninjau proyek pariwisata jatuh dan menewaskan tujuh orang, termasuk duta besar Norwegia dan Filipina.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement