Jumat 03 Jul 2015 19:06 WIB

Pemprov Sumbar Sidak Makanan Kemasan Isi Parsel

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Hazliansyah
Parsel Lebaran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Parsel Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Padang melakukan sidak makanan kemasan dan parsel di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Pemuda, Kota Padang, Jumat (3/7).

Dari hasil sidak ini, pemerintah setempat bersama dinas terkait tidak menemukan adanya makanan kemasan yang kedaluwarsa atau tidak layak konsumsi.

"Alhamdullilah dari sidak tahun ini, sejumlah sampel sudah kita periksa dan layak konsumsi. Tidak ada yang kedaluwarsa. Semua rata-rata kedaluwarsanya masih tiga bulan lagi," ujar Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno, Jumat. 

Gubernur menjelaskan, tingkat konsumsi masyarakat menjelang Lebaran akan meningkat. Khususnya terhadap makanan kering berupa kue-kue untuk perayaan Idul Fitri.

Karena itu pemerintah daerah dikatakanya ingin memberikan jaminan kepada masyarakat agar terhindar dari perbuatan curang oknum tertentu. Yaitu, orang-orang yang mengambil kesempatan dengan menjual barang pangan yang tidak layak konsumsi.

Setelah sidak, Gubernur bersama Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah, meninjau harga kebutuhan pangan pokok di Pasar Alai, Padang. Menurut Irwan, berdasarkan keterangan dari sejumlah pedagang, tidak ada kenaikan harga kebutuhan pokok.

"Untuk barang kebutuhan pokok, secara keseluruhan harganya stabil," ujarnya.

Ia meyakini, bila tidak ada permainan harga oleh oknum, harga bahan pokok akan terus stabil. Sehingga, menurutnya, tingkat inflasi di Sumatra Barat akan membaik. "Karena saat ini secara //year on year// kita masih minus," jelasnya

Rombongan juga sempat mengecek gudang distributor kedelai, kacang, dan gula di kawasan Anak Aie, Jalan By Pass Padang. Setelah itu diketahui ketersediaan gula sangat mencukupi.

"Alhamdullilah, gula yang sempat mengalami kendala karena keterlambatan stok ternyata sudah terselesaikan. Tidak ada lagi masalah, sehingga harga tidak mungkin mengalami kenaikan," tutur Irwan menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement