Senin 06 Jul 2015 19:29 WIB

Jonan Minta AP II dan Garuda Jelaskan Soal Kebakaran

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ilham
Petugas pemadam kebakaran melakukan pendinginan Gate 3 keberangkatan Luar Negeri yang terbakar di Terminal 2E Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (5/7). Kebakaran yang menghanguskan ruang tunggu Terminal 2E masih dalam penyelidikan pihak berw
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Petugas pemadam kebakaran melakukan pendinginan Gate 3 keberangkatan Luar Negeri yang terbakar di Terminal 2E Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (5/7). Kebakaran yang menghanguskan ruang tunggu Terminal 2E masih dalam penyelidikan pihak berw

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menanggapi insiden kebakaran di dalam satu Lounge Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Ahad (5/7), kemarin, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan, kementeriannya telah menurunkan personil untuk membantu supaya arus penerbangan tidak banyak terganggu.

Jonan mengatakan, AP II dan Garuda harus presentasi ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub untuk menjelaskan improvement dari Sop Delay Management Systemnya. "Kita akan minta dalam enam bulan sistem SOP delay manajemen harus dibuat ISI agar standarnya baik, itu saja yang kita bisa," katanya di Stasiun Palmerah, Jakarta, Senin (6/7).

Menurut dia, bandara pasti akan terganggu mengingat sistem reservasi dan ticketing juga ikut down. "Terakhir jam 12 malam masih ada sekitar 70 flight didelay atau di-cancel. Flightnya Garuda," ujarnya di Stasiun Palmerah, Jakarta, Senin (6/7).

Jonan menambahkan, intruksi untuk memeriksa kelaikan semua outlet komersial di Bandara Soetta telah diberikan dan kemungkinan akan memakan waktu sekitar 2-3 hari.

Setelah hasilnya diketahui, ia akan memberikan rekomendasi kepada AP II apa yang harus dilakukan, termasuk misalnya alarm pemberitahuan apabila ada kebakaran atau korsleting listrik. "Nanti kita akan cek, saya belum tahu hasilnya apa," lanjutnya.

Selain itu, Mantan Dirut KAI tersebut juga meminta AP II untuk memperbaiki sistem atau SOP apabila terjadi krisis. Jonan menilai penanganan AP II dalam memadamkan kebakaran sudah cukup cepat, namun penanganan-penanangan lain ia nilai tidak efektif. "Pasti masih bisa lebih efektif lagi," sambung Jonan.

Jonan menambahkan, pihaknya juga akan mengirimkan surat ke Garuda untuk membuat SOP jika ada delay yang besar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement