Senin 06 Jul 2015 21:45 WIB

Kemarau Rugikan Petani Bawang di Solok

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Damanhuri Zuhri
  Petani bawang merah di desa Majakerta, Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani bawang merah di desa Majakerta, Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Petani bawang di Jorong Kapalo Danau Atas Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar) mengeluhkan musim kemarau yang membuat mereka merugi.

"Bawang butuh asupan air yang cukup. Agar tak cepat mati," ungkap seorang petani bawang, Dodi Hendra (27 tahun) di Solok, Sumatera Barat, Ahad (5/7).

Ia mengatakan, sejumlah tanaman bawang terancam mati akibat kekurangan air. Menurutnya, kurangnya kandungan air dari tanaman bawang, akan berdampak terhadap ukuran dan kualitasnya.

Selain itu, ia mengaku harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli racun pembunuh ulat-ulat. "Buahnya kecil-kecil dan tak bagus. Sehingga harganya pun rendah," ujar Hendra.

Petani bawang lainnya, Armanelis (35 tahun) memprediksi akan gagal panen, apabila dalam sepekan tak kunjung turun hujan. "Tanaman sudah mulai kering. Akibat kekurangan air," jelasnya.

Armanelis mengatakan, dirinya menanam sekira 60 kilogram bibit bawang. Biasanya, ia menuturkan, dengan jumlah bibit sebesar itu dapat menghasilkan 700 kilogram bawang. "Tapi jika begini, untuk balik modal saja sudah syukur," kata dia menerangkan.

Ia pun mengeluhkan harga bawang yang ikut turun. Dikatakannya, saat ini harga bawang dengan kualitas bagus, dijual petani sebesar Rp Rp 12 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram. Sementara kualitas bawang yang biasa, dijual petani seharga Rp 5.000 hingga Rp 8.000.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Sumatra Barat (Sumbar) Yustiadi mengatakan, musim kemarau menyebabkan petani bawang merugi. Namun, menurutnya belum berpengaruh terhadap pasokan kepada konsumen. "Karena sebagian bawang didatangkan dari Jawa," ujarnya.

Yustiadi menjelaskan, saat ini pemerintah sedang berupaya menyiapkan irigasi rembesan. Diharapkan, dapat membantu petani bertanam bawang dan cabe pada musim kemarau.

Dikatakannya, irigasi tersebut akan bersumber dari air sumur yang dipompa ke menara tangki. "Nanti ada pengaturannya. Otomatis tanaman itu akan disiram," imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement