REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota DPRD Jawa Barat Sunatra mengungkapkan hasil reses mendapatkan keluhan sebagian masyarakat Kota Bandung yang mulai kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Masalah ini (kekurangan air) harus cepat diatasi, sebab air merupakan kebutuhan pokok," kata Sunatra di Bandung, Kamis (9/7).
Ia mengatakan, masalah kekurangan air bersih itu diketahui saat menemui langsung masyarakat di Kampung Cimuncang, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung dalam agenda reses, Rabu (8/7).
Berdasarkan keluhan masyarakat, kata dia, warga di Kampung Cimuncang merupakan daerah yang paling parah dalam kasus kekurangan air.
"Daerah Cimuncang merupakan daerah paling parah, mereka memiliki penampungan air di rumah masing-masing tetapi tidak terisi air," kata Anggota Komisi III DPRD Jabar itu.
Persoalan kebutuhan air itu, kata dia, harus menjadi perhatian khusus pemerintah, juga harus tegas mengatasi daerah yang menjadi resapan air seperti di kawasan Bandung utara.
Menurut dia, kawasan Bandung utara harus dijaga kelestariannya sebagai daerah resapan air agar penduduk dibawahnya tidak mengalami kekurangan air.
"Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus membatasi pembangunan di kawasan Bandung utara, sebab warga di bawah saat ini sudah kekurangan air, jika tidak dibatasi maka kondisi ini (kesulitan air) akan semakin parah," katanya.
Selain upaya Pemerintah Provinsi, kata Sunatra, Pemerintah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat harus bersama-sama mengatasi masalah ketersediaan air bagi masyarakat.
Menurut dia, ada dua solusi jangka pendek yang dapat dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air di masyarakat, pertama membuat sumur artesis, dan kedua membuat penampungan air yang airnya diisi oleh PDAM.
"Namun solusi itu untuk jangka pendek, sedangkan jangka panjang diperlukan upaya serius pemerintah dengan membatasi pembangunan di kawasan utara, sehingga kekeringan air tidak semakin meluas ke wilayah lain," kata politisi Partai Gerindra itu.