REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhroh menilai kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo masih belum menggembirakan. Hal ini yang memicu mayoritas masyarakat Indonesia tidak puas atas kepemimpinannya.
Siti mengatakan berbagai indikator masih menunjukkan keprihatinan atas pengendalian pemerintahan. Indikatornya bisa dilihat dari pernyataan-pernyataan dari berbagai kalangan masih menunjukkan kekecewaan atas kinerjanya.
"Kinerja pemerintah belum menggembirakan. Salah satu indikatornya silih bergantinya pernyataan keprihatinan dari komunitas-komunitas terhadap pemerintah," katanya kepada ROL, Jumat (10/7).
Ketidakpuasan masyarakat, ujarnya, bisa dilihat dari faktor ekonomi yang masih terbilang belum membaik. Kegaduhan politik yang ikut berperan dalam citra pemerintahan. Belum lagi kondisi hukum juga dinilai masih banyak konflik.
Sayangnya Jokowi dinilai belum merespon kondisi ini. Jokowi disebutnya belum melakukan komunikasi politik yang memadai dengan pemerintahannya dalam pelaksanaan kinerjanya memimpin Indonesa. Padahal ini sangat penting sebagai proses pembelajaran dan pendewasaan warga negara.
Sebelumnya Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengumumkan hasil survei yang dilakukannya kepada 1.220 responden yang merupakan warga negara Indonesia dengan kriteria tertentu. Hasilnya menunjukkan ada 56 persen masyarakat yang kurang/tidak puas, sementara yang puas hanya 41 persen dan sisanya tidak tahu.