REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Hujan yang lebat telah menewaskan sedikitnya delapan orang di Filipina, Senin (13/7). Angka ini kemungkinan meningkat karena dua badai tropis akan menghantam pulau utama kepulauan Filipina, Luzon.
Hujan lebat telah menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Kantor pemerintahan dan sekolah-sekolah di ibukota, Manila terpaksa ditutup. Banjir menutup akses jalan-jalan utama.
Hujan juga menyebabkan longsor di luar ibukota. Sekitar 4.000 orang telah diungsikan ke tempat penampungan sementara imbas banjir dan longsor. Total 40 ribu orang di Luzon terimbas risiko buruk musim hujan.
Empat nelayan dilaporkan hilang ketika angin kencang dan gelombang tinggi menghancurkan perahu mereka. Enam perahu lainnya di kota Bolinao pantai utara turut terhantam gelombang.
"Sembilan nelayan berhasil diselamatkan oleh kapal besar yang melintas," kata Direktur Eksekutif National Disaster Risk Reduction and Management Council, Alexander Pama dilansir Reuters. Ia menambahkan, enam orang tenggelam dan dua orang tewas.
Hujan lebat juga berimbas buruk pada pertanian. Kementerian Pertanian Filipina memperkirakan kerugian mencapai empat juta peso atau 90 ribu dolar AS untuk kerusakan panen beras dan jagung. Sementara kerugian infrastruktur masih dihitung.
Filipina adalah salah satu negara kepulauan yang rawan bencana. Diperkirakan 20 topan menyambanginya setiap tahun. Salah satu yang terbesar terjadi pada 2013. Topan terbesar di dunia, Haiyan menghantam dan menewaskan lebih dari 6.300 orang.