REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Kesepakatan nuklir Iran dengan enam kekuatan global mengakibatkan pergerakan minyak pada hari ini jatuh. Hal tersebut juga memicu pelonggaran sanksi terhadap Teheran yang meningkat secara bertahap dalam ekspor minyak.
"Sanksi telah melumpuhkan produksi minyak Iran, akibatnya mengurangi separuh ekspor minyak dan sangat membatasi proyek-proyek pembangunan baru,” kata pengacara sanksi yang berbasis di London, Sarosh Zaiwalla seperti dilansir Irish Times, Selasa (14/7).
Menurut dia, prospek tersebut dapat menciptakan kegembiran besar dalam perdagangan luar negeri dan investasi. Sehingga akan memungkinkan Iran untuk membuat efisiensi besar dan menurunkan biaya produksi.
Di sisi lain, para analis memperkirakan Iran akan menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk sepenuhnya meningkatkan kapasitas ekpor menyusul pelonggaran sanksi tersebut. Bahkan mereka memperkirakan peningkatan awal yang sederhana akan cukup untuk menarik harga minyak internasional turun lebih lanjut karena pasar sudah memproduksi sekitar 2,5 juta barel per hari di atas permintaan.
Untuk itu, kesepakatan tersebut diharapkan dapat menjadi bantuan bagi Teheran dalam pertukarannya untuk membatasi program nuklirnya. Bulan depan minyak mentah Brent berjangka turun sekitar 1,6 persen pada level 56,96 dolar AS per barel dan minyak mentah AS diperdagangkan turun pada level 51,12 dolar AS per barel.