REPUBLIKA.CO.ID DARWIN -- Keputusan Indonesia mengurangi kuota impor sapi Australia menjadi hanya 50 ribu untuk kuartal ketiga Juli-September 2015, akan membuat peternak di Australia Utara kesulitan memasarkan sapinya.
Seperti diberitakan ABC sebelumnya, kalangan industri sapi di Australia Utara telah mendengar kabar bahwa Indonesia hanya akan mengimpor 50 ribu ekor, jauh di bawah perkiraan sekitar 200 ribu ekor.
Ashley James dari perusahaan ekspor Frontier International, mengatakan banyak sapi yang tadinya dimaksudkan untuk dikirim ke Indonesia selama kuartal ketiga ini, telah dibayar secara panjar.
Akibatnya, tidak banyak peluang lagi untuk menjual ternak-ternak tersebut ke pasar lain untuk tiga bulan ke depan."Pasar lainnya seperti Malaysia, mereka meminta sapi siap potong, begitu pula pasar Vietnam, semuanya meminta sapi ukuran berat badan 500 kg atau lebih," katanya baru-baru ini.
Menurut Ashley James, situasi yang dialami kalangan peternak saat ini belum sampai ke tahap bencana.
"Kami akan melewati kuartal ketiga ini, dan siapa tahu di kuartal berikutnya Indonesia akan membutuhkan lebih banyak sapi," katanya.
Pasar sapi Australia di Indonesia selama ini mensyaratkan ukuran berat badan yang lebih ringan, karena akan digemukkan di Indonesia sebelum dipotong.
Sementara itu Jane Armstrong, dari peternakan Beetaloo Station mengatakan telah menjual secara panjar kebanyakan sapinya. "Sekitar 20 persen ternak saya belum terjual dan saat ini belum ada kepastian," katanya.
"Tentu saja hal ini memprihatinkan tapi toh tetap ada pasar alternatif. Kami belum sampai tahap panik," katanya.
Menteri Pertanian Barnaby Joyce menyatakan akan berusaha mencarikan pasar alternatif bagi ternak-ternak tersebut. "Tanggung jawab saya (sebagai menteri) untuk mencari pasar alternatif bagi ternak-ternak itu," katanya.
Kalangan peternak di belahan selatan Australia kini mulai khawatir jika ternak dari Australia Utara yang tidak terjual, akan menyerbu pasar mereka dan memaksa turunnya harga.
"Kami belum tahu apa rencana peternak di utara," kata Lyndee Severin dari peternakan Curtain Springs Station di dekat Uluru.
"Namun kami perkirakan sebagian ternak mereka akan bergerak ke selatan, dan akhirnya harga akan turun," katanya.