REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Gunung Gamalama di Pulau Ternate, Maluku Utara meletus freaktik pada Kamis (16/7), pukul 09:58 WIT. Tinggi kolom letusan mencapai 1.000-1.500 meter di atas puncak kawah. Asap putih kelabu mengarah ke Utara.
"Letusan freaktif terjadi akibat bertemunya air dengan magma di dalam kawah sehingga melontarkan material abu dan pasir. Berdasarkan data pengamatan dari PVMBG Badan Geologi, letusan yang ada tidak diikuti dengan peningkatan aktivitas vulkanik yang ekstrem," kata Sutopo, Kamis, (19/7).
Status Gunung Gamalama tetap waspada level II. Masyarakat dihimbau tetap tenang dan tidak perlu mengungsi. "Namun dalam radius 1,5 KM masyarakat dilarang melakukan aktivitas di sekitar gunung. Pendakian dilarang mendekati puncak kawah," ujar Sutopo.
Sementara itu, Gunung Raung di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, Bondowoso, dan Situbondo, Jatim masih terus meletus. Asap kelabu hitam tebal keluar dari kawah dengan tinggi 1.500 -2.000 meter ke Barat-Barat Laut. Cahaya api dari lava pijar terlihat di puncak kawah. Tremor vulkanik masih menerus.
Suara gemuruh dan dentuman masih terdengar. Masyarakat mendengar suara gemuruh dan dentuman kecil di Dusun Karangparas, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember. Berdasarkan pemantauan tremor menunjukkan adanya penurunan dibandingkan sebelumnya.
"Pasokan magma menurun, namun belum dapat dipastikan kapan letusan berakhir dengan pasti."
Abu vulkanik terpantau tebal di Desa Cumedak dan Desa Jambu Arum Kecamatan Sumberjambe, Jember. Di Kota Jember abu vulkanik terpantau tipis namun tidak mengganggu aktivitas warga.
BPBD melakukan pembagian masker di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Silo, Ledokombo, dan Sumber Jamber. Belum perlu ada pengungsian namun dalam radius 3 km dilarang ada aktivitas masyarakat.