REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Ribuan jemaah Tarekat Syattariyah di Sumatra Barat (Sumbar) melangsungkan shalat Ied untuk menyambut Idul Fitri 1436 H, Sabtu (18/7).
Sebelumnya, pada Jumat (17/7), ribuan jamaah Syattariyah melihat hilal di Pantai Ulakan, Padang Pariaman sekira pukul 18.20 WIB.
"Kemarin bersama ulama (Syattariyah) telah melihat bulan yang terbit di ufuk barat, saat matahari tenggelam. Bulan itu tampak seperti bulan sabit, itu bertanda kami sudah (bisa) melakukan Salat Ied," kata ulama Tarekat Syattariyah Ali Imran Tuangku Bagindo Qadhi (buya Ali), Sabtu (18/7).
Selama ini, Tarekat Syattariyah selalu menentukan awal Ramadhan dan 1 Syawal dengan cara turun temurun, salah satunya yaitu maniliak atau melihat bulan. Menurut buya Ali, metode tersebut berdasarkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Buya Ali mengatakan, proses melihat bulan tidak hanya dilakukan di Pantai Ulakan, namun juga di Koto Tuo, Kabupaten Agam, Kabupaten Pesisir Selatan dan Solok. Sebab, kata dia, dikhawatirkan kondisi cuaca yang kurang kondusif di Pantai Ulakan.
Jemaah dari tarekat yang dipelopori oleh Syeh Burhanuddin itu memang berbasis di Ulakan, Padang Pariaman dan tersebar di sejumlah kabupaten/kota lainnya di Sumbar.
Pada 2015, di Sumatra Barat terdapat tiga perbedaan Idul Fitri. Pertama tarekat Naqsabandiyah, yang merayakan Idul Fitri pada Kamis (16/7) lalu.
Kemudian, umat Islam yang mengikuti ketetapan pemerintah dan merayakan Lebaran pada Jumat (17/7) lalu. Selanjutnya, tarekat Syattariyah yang berlebaran pada Sabtu ini.