Sabtu 18 Jul 2015 18:04 WIB

Komnas HAM: Masyarakat Tolikara tak Benci Islam

Rep: Andi Muhammad Ikhbal/ Red: Agung Sasongko
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra/ca
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Tolikara yang tergabung dalam Gereja Injili di Indonesia (GIDI) dinilai tak membenci umat Islam di wilayah itu. Aksi kerusuhan pada Hari Raya Idul Fitri, Jumat (17/1) kemarin, merupakan pelampiasan emosi atas penembakan aparat di sana.

Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai mengatakan, dalam surat edaran elompok tersebut, mereka mengimbau kepada seluruh umat agama lain. Artinya bukan hanya Islam, tapi juga umat Kristiani di sana. Buktinya ada penutupan gereja di wilayah itu.

“Tidak ada unsur kebencian. Mereka hanya minta kalau ada kegiatan jangan sampai menganggu kegiatan internal mereka,” kata Natalius, Sabtu (18/7).

Masalahnya, dalam pelaksanaan Shalat Id di sana, mereka menggunakan pengeras suara sehingga menganggu acara mayoritas umat GIDI di sana. Kemudian, perwakilan komunitas tersebut melakukan aksi protes kepada penganut agama Muslim yang hendak shalat Id.

Setelah itu, oknum aparat justru membuat kondisi semakin kacau. Mereka melepaskan tembakan kepada orang-orang GIDI. Lantaran tak mampu membalas mereka yang bersenjata itu, warga di sana akhirnya membakar kios-kios di kawasan tersebut. Lalu merembet ke masjid di dekatnya.

“Kalau analisa saya sih, pembakaran itu merembet ke masjid. Mereka tak berniat membakar masjid. Tapi saya tidak tahu juga bagaimana pastinya,” ungkap dia.

Menurut dia, masyarakat Muslim di sana memang minoritas, tak sampai 200 orang. Tanpa mengenakan pengeras suara, pelaksanaan solat Id harusnya bisa tetap berjalan. Alasannya, penduduk di desa ini sangat sensitif sehingga perlu toleransi demi menjauhi konflik.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement