REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Pemuda Persis mengecam sikap Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam menyikapi aksi kekerasan yang terjadi pada umat Islam di Tolikara, Papua. Ketua Umum Pemuda Persis, Tiar Anwar Bachtiar, mendesak JK untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada umat Islam.
''Mendesak kepada Wapres Jusuf Kalla untuk meminta maaf terbuka kepada umat Islam atas pernyataannya yang sudah menyakiti hati umat Islam,'' kata Tiar dalam keterangan tertulis yang diterima ROL di Jakarta, Sabtu (19/7) malam.
Desakan Pemuda Persis ini disampaikan setelah JK sempat menyebut penyebab kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Tolikara pada Jumat (17/7) pagi disebabkan oleh pengeras suara (speaker). JK menjelaskan, di daerah tersebut ada dua acara yang letaknya berdekatan yang digelar dari dua umat agama berbeda, Islam dan Kristen Protestan.
Selain mengecam sikap JK, Tiar mengultimatum pihak Sinode Gereja Injil di Indonesia (GIDI). Ia mendesak agar GIDI meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam atas tindakan pembakaran masjid saat berlangsungnya shalat Idul Fitri di Tolikara. ''Selain itu kami mengultimatum GIDI supaya membayar ganti rugi atas kerugian materil yang ditimbulkan atas tindakan mereka,'' ancamnya.
Selanjutnya, Tiar menyampaikan, pihak Pemuda Persis mendesak agar aparat hukum bisa segera menuntaskan persoalan ini secara cepat dan tidak diskriminatif. ''Kami juga mengimbau kepada media massa yang selama ini sering memojokkan umat Islam untuk tidak memancing kemarahan umat Islam dengan membuat berita yang seolah-olah menyalahkan umat Islam,'' Tiar mengingatkan.
Dengan terjadinya insiden di Tolikara tersebut, Tiar mengajak kepada seluruh umat Islam agar menggalang solidaritas membangun kembali masjid di Tolikora lebih besar lengkap dengan fasilitas dakwah lain yang lebih besar. ''Lalu kami juga mengimbau kepada umat Islam untuk mempersiapkan diri bila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk berjihad secara fisik menghadapi musuh-musuh Allah SWT,'' ujarnya.