Selasa 21 Jul 2015 09:35 WIB
Pembakaran masjid

Mathla'ul Anwar Minta Hukum Ditegakkan dalam Kasus Tolikara

Logo ormas Islam, Mathla'ul Anwar.
Foto: Ist
Logo ormas Islam, Mathla'ul Anwar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen ormas Islam Mathla'ul Anwar Oke Setiadi menyatakan, Islam tidak mengajarkan balas dendam, namun hukum harus ditegakkan agar kasus di Kabupaten Tolikara Papua tidak terulang lagi di setiap jengkal bumi pertiwi.

Dalam keterangan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (21/7), Oke menegaskan, penegakan hukum yang terabaikan hanya akan mencederai rasa keadilan, bahkan selanjutnya dapat menyemai benih permusuhan yang dapat merusak kerukunan berbangsa dan bernegara.

"Tanpa penegakan hukum yang adil dan transparan, siapa yang bisa menjamin bahwa kasus seperti yang terjadi di Tolikara tidak terjadi lagi?" kata Sekjen dari salah satu Ormas Islam yang kini berusia satu abad (seratus tahun) itu.

Dia lebih lanjut menegaskan, Ormas Mathla'ul Anwar yang berbasis di Pandeglang Banten meminta klarifikasi kepada Gereja Injil di Indonesia (GIDI) atas surat yang beredar di media sosial tentang larangan untuk "Membuka Lebaran" dan merayakan hari raya serta larangan mengenakan jilbab bagi kaum muslimat di Kabupaten Tolikara.

Oke menduga beredarnya surat larangan dimaksud diindikasikan kuat sebagai penyebab penyerangan terhadap warga Muslim setempat yang tengah melakukan shalat Idul Fitri serta pembakaran sejumlah kios dan rumah warga, serta masjid pada 17 Juli 2015.

Menurut dia, Mathla'ul Anwar mengutuk keras peristiwa tersebut serta mendesak siapapun yang melakukannya untuk bertanggungjawab dan memperbaiki semua kerusakan dan kerugian yang terjadi, baik secara moril maupun materil.

Ormas Islam yang kini memiliki perwakilan di 26 provinsi di Indonesia itu juga mendesak aparat keamanan untuk menindak tegas siapapun pelaku penyerangan dan pembakaran tersebut dengan menyeret mereka ke muka hukum sesuai dengan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pengurus Besar Mathla'ul Anwar selanjutnya mendesak pemerintah dan aparat kemanan untuk menjamin keamanan dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinan umat di seluruh wilayah NKRI termasuk di Tolikara.

"Namun kami juga meminta umat Islam untuk tetap menjaga diri dan waspada atas upaya-upaya provokasi dari berbagai pihak yang berusaha mengail di air keruh," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement