REPUBLIKA.CO.ID,BAUCHI -- Korban jiwa kembali berjatuhan karena ulah Boko Haram. Palang Merah mengatakan sedikitnya 29 orang tewas dan 60 lainnya luka-luka karena ledakan bom di dua wilayah stasiun bus kota utara Nigeria, Gombe, Rabu (23/7) malam.
Boko Haram belum mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut. Namun mereka menjadi terduga utama menyusul insiden ledakan yang sama pada Jumat lalu. Dua bom di sebuah pasar meledak dan menewaskan sedikitnya 50 orang.
Dalam insiden Rabu, bom pertama meledak sekitar pukul tujuh malam waktu setempat. Bom diledakan menggunakan kendali jarak jauh oleh pelaku di sebuah mesjid di Dadin Kowa. Dua saksi mengatakan pelaku kemudian melakukan bom bunuh diri ketika orang-orang berkumpul hendak salat.
Seorang saksi, Umaru Sani mengatakan ia mendengar kedua ledakan tersebut. "Saya mendengar dua ledakan yang sangat besar, orang-orang berhamburan keluar mesjid sambil bersimbah darah," kata seorang supir bus, Ahmed Abu.
Abu mengatakan ia menghitung sedikitnya ada tujuh mayat. Badan Managemen Darurat Nasional belum mengonfirmasi jumlah korban tewas. Seorang pejabat mengatakan pihaknya masih mengangkut korban-korban.
Dua ledakan lain terjadi di stasiun bus Duku. Seorang saksi, Hussaini Adamu mengatakan ledakan berasal dari wilayah Kasuwar Mata. "Saya melihat banyak orang tewas, tapi tidak bisa menghitungnya karena sudah gelap," kata petani tersebut.
Juru bicara Kepolisian Fwaje Ajiri mengatakan ia juga belum bisa mengonfirmasi jumlah korban tewas dari insiden yang terjadi dalam periode satu jam tersebut. Namun ia mengonfirmasi sedikitnya ada satu ledakan di setiap wilayah.